Internasional
Netanyahu Membangkang pada Joe Biden, Israel Siapkan Serangan ke Iran dalam 48 Jam
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dikabarkan menolak permintaan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk tidak menyerang Iran
BANJARMASINPOST.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dikabarkan menolak permintaan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Netanyahu disebut tak mengikuti permintaan Amerika Serikat untuk tidak menyerang balik Iran.
Setelah dibombardir drone dan rudal oleh Iran pada Minggu 14/4/2024, dilaporkan segera meminta bantuan dari para sekutunya.
Iran membombardir Israel untuk membalas dendam atas serangan Israel ke konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan sejumlah perwira militer Iran beberapa waktu sebelumnya.
Setelah serangan balik Iran tersebut, Benjamin Netanyahu bergerak untuk meminta dukungan sekutunya, terutama sang pelindung utama, Amerika Serikat.
Di luar dugaan, Amerika Serikat rupanya lebih kalem. Sang presiden, Joe Biden pada intinya tidak ingin mendukung jika Israel menyerang Iran.
Laporan terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebutkan membangkang kepada AS.
Laporan dari pundit politik Amerika Serikat yang juga influenser di X, Jackson Hinkle, dalam laporannya menyebutkan Netanyahu bersiap menyerang Irak.
Netanyahu disebut menolak permintaan Presiden Amerika Serikat agar Israel tak menyerang balik Iran.
Baca juga: Imbas Rudal dan Drone Menuju Israel Ditembak Jatuh Yordania, Iran Tegas Ancam Serang Negara Ini
Baca juga: Seluk Beluk Drone Shahed-136 Saat Iran Serang Israel, Bikin World War 3 dan Tel Aviv Trending di X
Bahkan kini Netanyahu berencana melakukan serangan balasan ke Iran dalam kurun waktu 48 jam ke depan.
"NETANYAHU MENOLAK PERMINTAAN BIDEN dan berencana membalas SERANGAN IRAN dalam waktu 48 jam," tulis Jackson Hinkle.
* Komentar Amerika Serikat
Sebelumnya, Negara sekutu Israel, Amerika Serikat bereaksi atas serangan yang dilakukan Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat.
Presiden AS Joe Biden mengungkapkan, pihaknya akan mendukung pertahanan dan keamanan Israel dari serangan tersebut.
Namun, dia menyatakan tidak akan melakukan serangan balik secara langsung melawan Iran.
Sementara itu, Iran menegaskan akan memberikan balasan lebih besar terhadap pihak-pihak yang melakukan serangan balik imbas dari konflik Iran-Israel.
* AS tidak ikut mendukung serang balik Iran
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengabarkan, Joe Biden telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu lalu.
Dalam panggilan telepon tersebut, Biden menyatakan AS tidak akan mendukung serangan balik Israel terhadap Iran dan idak akan mendukung operasi tersebut, dikutip dari CNN.
Berkat upaya pertahanan yang dilakukan Israel, AS, dan negara-negara lain, mereka mengeklaim serangan Iran ke wilayah Israel telah gagal.
Sementara itu, Biden menghubungi para pemimpin negara G7 yang meliputi Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris untuk mengoordinasikan tanggapan diplomatik terhadap serangan Iran.
"Meskipun kami belum melihat serangan terhadap pasukan atau fasilitas kami saat ini, kami akan tetap waspada terhadap semua ancaman dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat kita,” kata Biden.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan meminta Israel memberi tahu AS sebelum mengambil tindakan apa pun terhadap Iran.

* AS dukung keamanan Israel
Meski menyatakan tidak ikut melakukan serangan terbuka melawan Iran, Biden menegaskan pihaknya tetap akan mengerahkan pasukan militer untuk mendukung pertahanan Israel.
Dia bahkan menyatakan pasukan AS membantu Israel menjatuhkan setiaknya 70 drone dan tiga rudal balistik yang ditembakkan Iran dan mencegatnya menuju Israel.
“Atas arahan saya, untuk mendukung pertahanan Israel, militer AS memindahkan pesawat dan kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut selama seminggu terakhir,” kata Biden, dikutip dari AP News.
“Berkat pengerahan dan keterampilan luar biasa, pasukan kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk," ungkapnya.
Biden juga mengatakan AS akan membela Israel dan menyebut “Iran tidak akan berhasil" dalam serangannya. Dia pun memperingatkan agar Iran tidak melakukan serangan ke Israel.
* Berpotensi Perburuk Pemerintahan Iran
Keputusan Iran terlibat konflik secara langsung dengan Israel dinilai tidak bijaksana.
Sebab, Iran saat ini mengalami masalah domestik yang sangat genting.
Kritik tersebut disampaikan mantan menteri tenaga kerja sekaligus pejabat intelijen Iran Ali Rabiei dalam sebuah artikel yang diterbitkan di harian Etemad pada hari Jumat dan diterbitkan kembali di situs Iran International.
Dia menekankan bahwa tanpa mengatasi masalah domestik, tidak bijaksana bagi Teheran untuk terlibat dalam konflik langsung dengan Israel, yang menurutnya, hanya akan memperburuk situasi.
Rabiei menekankan perlunya tata kelola yang bijaksana dan manajemen krisis yang efektif untuk mengantisipasi runtuhnya sistem tata pemerintahan Iran.
“Pertama-tama kita harus memitigasi dampak krisis yang ada untuk mencegah runtuhnya sistem,” tegas Rabiei.
Dia menunjuk pada krisis ekonomi termasuk inflasi yang mencapai sekitar 50 persen, menurunnya kohesi sosial, dan ketidakstabilan psikologis yang ada dalam masyarakat seiring beberapa krisis mendesak yang dihadapi negara dan kepemimpinan politiknya.
Mengingat keadaan ini, Rabiei menganjurkan penerapan "kebijakan perdamaian" untuk mengurangi ketegangan dan memupuk persatuan dan empati dalam masyarakat.
Berbagai protes anti-rezim di seluruh negeri telah mengguncang penguasa agama-militer Republik Islam sejak tahun 2018.
Pasukan keamanan telah membunuh ribuan pengunjuk rasa dan memenjarakan puluhan ribu lainnya untuk meredam kerusuhan terbesar pada bulan November 2019 dan pada tahun 2022-2023.
Dalam pemilihan parlemen pada tanggal 1 Maret, mayoritas pemilih tetap tinggal di rumah, sehingga semakin merusak legitimasi aparat pemerintah.
Meskipun Rabiei tidak secara eksplisit menyebutkan kebijakan wajib jilbab pemerintah dalam artikelnya, pernyataannya dapat diartikan sebagai kritik tersirat terhadap kampanye kontroversial penegakan jilbab yang diprakarsai oleh lembaga penegak hukum, yang mulai berlaku pada hari Sabtu.
Sebelumnya, media Iran melaporkan penangkapan istri dan anak perempuan Ahmadreza Abedzadeh, seorang tokoh terkemuka dalam sejarah sepak bola Iran, di Teheran karena menolak mematuhi peraturan jilbab.
Banyak perempuan yang telah meninggalkan jilbab, sebuah fenomena yang sangat meresahkan para ulama yang berkuasa, yang melihat pembangkangan perempuan sebagai tantangan langsung terhadap cengkeraman ideologis mereka di masyarakat.
Kebijakan dalam negeri yang represif dan tekanan yang semakin meningkat, khususnya terhadap perempuan, telah memicu ketidakpuasan yang meluas dan mendelegitimasi pemerintah.
Demikian pula, kebijakan luar negeri Teheran terhadap Israel, dan program nuklirnya yang kontroversial, telah mengisolasi negara tersebut dan memberikan dampak buruk terhadap perekonomian negara yang bergantung pada minyak.
Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Iran telah meningkatkan retorika anti-Israel mereka dan bersumpah akan membalas dendam atas serangan Israel pada tanggal 1 April yang menewaskan tujuh pasukan IRGC di Damaskus.
Pada hari Sabtu, pasukan angkatan laut IRGC menyita sebuah kapal kargo berbendera Portugis di dekat Selat Hormuz, dengan tuduhan bahwa kapal tersebut milik seorang miliarder Israel.
Namun, pasar Iran tampaknya tidak menganggap tindakan IRGC sebagai sebuah keberhasilan, sebagaimana dibuktikan dengan rekor jatuhnya nilai mata uang nasional, real.
Pada hari Sabtu, dolar AS naik ke level 660.000 rial yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar bebas Iran.
Sementara itu, situs berita yang relatif independen Khabaronline melaporkan peningkatan kritik yang signifikan terhadap Presiden Ebrahim Raisi, dengan banyak pendukungnya menyerukan perombakan kabinet untuk memenuhi tuntutan rakyat.
Menurut situs tersebut, fluktuasi ekonomi telah sangat berdampak pada harga barang-barang penting dan mata pencaharian masyarakat, sehingga memerlukan tindakan segera untuk membalikkan tren tersebut.
Situs berita Eqtesad 24 melaporkan pada bulan Februari bahwa hampir satu dari setiap tiga warga Iran saat ini hidup di bawah garis kemiskinan akibat melonjaknya inflasi selama lima tahun terakhir.
Baca juga: World War 3 dan WW III Trending X, Serangan Iran ke Tel Aviv Israel Bikin Amerika Serikat Bertindak
Baca juga: Daftar Fakta Iran Serang Israel: Kode Janji Sejati, Pakai Drone dan Rudal, Benarkah demi Palestina?
* Bombardir Israel
Iran meluncurkan lebih dari 200 drone dan rudal ke Israel, Minggu (14/4/2024).
Serangan itu merupakan balasan Iran atas gempuran udara Israel di konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan sejumlah perwira militer Iran, termasuk komandan Pasukan Quds Mohammad Reza Zahedi.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan serangan yang diberi nama "Operasi Janji Pasti" ditujukan pada “sasaran tertentu” di wilayah Israel.
Di Jerusalem, koresponden BBC melaporkan sirene diaktifkan sekitar pukul 01:45 waktu setempat (05:45 WIB).
Ledakan keras terdengar bersamaan dengan sistem pertahanan udara yang menembak jatuh benda-benda di angkasa sehingga menerangi langit malam.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan "gerombolan besar" yang berisi lebih dari 200 drone pembunuh, rudal jelajah, dan rudal balistik diluncurkan dari Iran yang berjarak sekitar 1.800 km.
Dia mengatakan sistem pertahanan Israel dan sekutunya telah mencegat "sebagian besar" rudal dan drone tersebut. Puluhan di antaranya, tambahnya, ditembak jatuh di luar wilayah Israel.
AS telah menembak jatuh beberapa rudal tersebut, CBS News melaporkan.
Sesaat sebelum berita peluncuran drone Iran mengemuka, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "sistem pertahanan" negaranya telah dikerahkan.
“Kami siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif. Negara Israel kuat. IDF kuat. Masyarakat kuat. Kami mengapresiasi sikap Amerika yang berdiri di samping Israel, serta dukungan dari Inggris, Prancis, dan banyak negara lainnya.”
Mantan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Jonathan Conricus, mengatakan "ini adalah hari pertama bagi Timur Tengah yang baru - untuk pertama kalinya Iran menyerang Israel langsung dari wilayah kedaulatan Iran".
Berbicara di BBC News Channel, ia mengutip laporan lebih dari 100 drone dan rudal jelajah Iran menuju Israel, “dengan perkiraan waktu kedatangan yang berbeda-beda”. Dia mengatakan "pertahanan udara Israel sibuk mengatasi ancaman ini".
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews/kompas.com)
Iran serang Israel
Konflik Israel Palestina
Benjamin Netanyahu
Joe Biden
Amerika Serikat
Israel Serang Iran
Gempa Susulan dengan Magnitudo 7,4 Kembali Guncang Kamchatka Rusia, Berpotensi Tsunami |
![]() |
---|
Hongkong Susul Taiwan, ini Efek Etilen Oksida dalam Indomie Soto Banjar Limau Kuit Khas Kalsel |
![]() |
---|
Sudah Berulang, Kata BPOM Soal Indomie Soto Banjar Limau Kuit Khas Kalsel yang Kandung Etilen Oksida |
![]() |
---|
Taiwan Laporkan Satu Batch Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kuit Khas Kalsel Mengandung Etilen Oksida |
![]() |
---|
Momen Mengerikan Banjir di Pakistan Tewaskan 365 Orang dan 180 Luka-luka: Tak Ada WNI Jadi Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.