Selebrita
Lihat Kondisi sang Ayah Bertani di Kampung, Lesti Kejora Bereaksi Kala Endang Mulyana Panen Duku
Profesi ayah pedangdut Lesti Kejora, Endang Mulyana yang kini jadi petani di kampung kerap disorot. Kini istri Rizky Billar soroti panen duku.
intendewangga.official: semngatt ayah
bunda_mayasari: Alhamdulillah panen aki nya abang L
Baca juga: Keadaan Tukul Arwana Kini Bikin Tim Srimulat Mau Jenguk, Kadir dan Doyok Tunggu Perintah Tarzan
Baca juga: Pengakuan Jordi Soal Ruben Onsu Hingga Tak Tegur Sapa, Sentil Suami Sarwendah Soal Darah Kandung
Bangga Anaknya Jadi Petani
Alih fungsi lahan di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus menggerus lahan-lahan pertanian.
Tak hanya mengancam ketahanan pangan, alih fungsi lahan juga pelan-pelan merubah cara pandang masyarakat.
Sejurus makin berkurangnya lahan pertanian ini, sebagian masyarakat pun kini seakan enggan untuk bertani.
Mereka memilih menjual lahannya untuk kepentingan industri dan perumahan yang kini semakin tumbuh pesat di Cianjur.
Namun, kondisi ini tak menyurutkan semangat sekelompok pemuda asal Desa Sukamaju, Cianjur, untuk bertani.
Di atas lahan seluas 3.000 meter persegi, para taruna tani ini mengolah aneka tanaman hortikultura. Hasil panennya pun cukup memuaskan, dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah.
“Sekarang sudah memasuki musim tanam ke enam, kemarin sudah lima kali panen,” kata Ihsan Perkasa (33), seorang taruna tani kepada Kompas.com, Kamis (9/6/2022) sore.
Sempat menanam cabai dan tomat, tetapi kelompok taruna tani yang diberi nama Doa Berkah Sepuh ini, kini fokus membudidaya mentimun.
Selain biaya produksi tidak terlalu mahal, tanaman ini cenderung tahan dengan kondisi cuaca, dan perlakuan yang tidak terlalu rumit.
“Hasil panennya dipasok ke Tangerang, Banten. Kita sudah ada pangsa pasar ke sana,” ujar dia.
Ihsan menuturkan, sudah setahun lebih menjadi petani sejak memutuskan berhenti dari pekerjaannya.
Sebelumnya, ia merupakan seorang karyawan swasta yang bergerak di bidang pemasaran teknologi digital. Ihsan mengaku berat saat pertama kali menekuni pekerjaan barunya ini.
Selain sempat dipandang sebelah mata oleh lingkungan dan teman sebayanya, juga butuh tekad dan mental baja untuk memulainya.
“Tapi yang menguatkan saya adalah respons dari orangtua. Mereka ternyata lebih bangga anaknya ini jadi petani, ketimbang waktu jadi kuli dulu,” ujar Ihsan.
Kiprah Taruna Tani
Sebagai inisiator, bukan perkara mudah baginya untuk mengajak teman-teman sebayanya bertani.
Mereka lebih memilih menjadi kuli atau hanya berdiam diri di rumah daripada harus berkubang tanah dan bau pupuk di sawah.
Namun, berkat tekad yang kuat dan upaya tak kenal lelah, ia berhasil menghimpun 15 anggota.
Para taruna tani ini berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari buruh pabrik, tenaga honorer, hingga mantan preman.
“Ada yang gabung karena terdampak pandemi kemarin (di-PHK), ada juga yang sengaja resign karena ingin bertani,” kata Ihsan.
Dengan modal yang didapat secara swadaya, ia dan kelompoknya pun menyewa lahan sawah seluas 3.000 meter persegi.
“Ternyata untuk mendapatkan lahan sekarang ini tidak mudah. Sudah banyak yang sudah alih fungsi,” ucapnya.
Ihsan mengatakan, lahan pertanian seperti sawah telah banyak djual dan dijadikan kawasan industri dan perumahan.
Masyarakat petani pun tak sedikit yang sudah alih pekerjaan setelah menjual lahan mereka.
“Alasan dijual karena sudah tidak produktif atau tidak ada yang meneruskannya lagi,” kata dia.
Oleh karena itu, Ihsan dan para taruna tani ini bertekad “menyelamatkan” lahan-lahan yang masih tersisa agar tetap bisa dgarap.
“Setidaknya jangan sampai alihfungsi, tapi tetap dijadikan lahan pertanian. Tidak terbayangkan kalau sudah tidak ada lagi orang yang mau tanam,” ujar Ihsan.
Dibidik Program Kementerian
Beberapa bulan berjalan, perjuangan Ihsan dan para taruna tani ini mulai mendapat perhatian dari pemerintah.
Ihsan dan kelompok tani Doa Berkah Sepuh ini pun kini menjadi bagian dari program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian.
Ihsan bersyukur, melalui program ini kelompoknya mendapat pendampingan dan pengetahuan baru di bidang pertanian yang selama ini hanya didapat secara otodidak.
Ia pun berharap, selain bisa terus melakukan intensifikasi lahan yang ada, juga bisa membuka lahan baru.
Menurutnya, sejauh ini pemerintah sudah menunjukkan keberpihakan terhadap petani melalui sejumlah kebijakan dan berbagai program akseleratif maupun permodalan.
“Tinggal implemetasinya saja di lapangan yang harus lebih tepat sasaran,” imbuhnya.
Fasilitatator Pemuda YESS Program Kementan wilayah Cianjur, Hilmi Hilman Imanullah mengatakan, pendampingan kepada taruna tani berkaitan dengan pelatihan teknik bercocok tanam, pembuatan pupuk organik, hingga peluang pasar, termasuk hibah kompetitif.
“Sebagai bagian dari upaya mencetak generasi tani baru, maka program pendampingan ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan,” kata Hilmi kepada Kompas.com. Kamis.
Menurut dia, mencetak generasi tani baru menjadi sebuah keniscayaan di tengah alih fungsi lahan yang nyata terjadi saat ini.
“Karena itu, mereka perlu terus dibimbing dan dimotivasi agar mau serta bisa berusaha di sektor pertanian secara mandiri,” ujar Hilmi.
(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)
Tak Ada Urusan dengan Ridwan Kamil, Ini Penyebab Doris Setiawan Talak Lisa Mariana Lewat Telepon |
![]() |
---|
Kemunculan Sosok Ririn Dwi Ariyanti di Lapas Tempat Jonathan Frizzy Ditahan, Kuasa Hukum Buka Suara |
![]() |
---|
Nasib Wanita Lansia yang Ditangkap Usai Ikut Menjarah Rumah Uya Kuya, Suami Astrid Ambil Sikap |
![]() |
---|
Kekhawatiran Ivan Gunawan Nampak Jelas, Efek Ayu Ting Ting Kencang Suarakan Protes pada DPR |
![]() |
---|
Kerugiannya Diklaim Tiga Digit, Artis Chikita Meidy Kena Getah Fitur Live Tiktok Menghilang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.