Selebrita

Motif Asli Raffi Ahmad dan Nagita Naik Haji Terkuak, Demi Naikkan Status? Ayah Rayyanza Bicara Niat

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina akhirnya naik haji. Ayah Rafathar dan Rayyanza Malik Ahmad itu tak sendirian. Motifnya demi naikkan status Pak Haji?

|
Editor: Murhan
instagram raffinagita7171
Motif Asli Raffi Ahmad dan Nagita Naik Haji Terkuak, Demi Naikkan Status? Ayah Rayyanza Bicara Niat. 

Haji adalah kewajiban umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu.

Haji adalah rukun islam yang terakhir setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Muslim yang mampu diwajibkan pergi haji ke Mekkah.

Kemudian setelah selesai menjalankan ibadah haji, jemaah akan kembali ke tempat asalnya masing-masing.

Baca juga: Sempat Dibintangi Amanda Manopo, Sinetron Cinta Tanpa Karena Kini Tamat, Diganti Mengejar Maghrib?

Baca juga: Perlakuan BCL Pada Tiko Kini Usai Suami Diusik Mantan Istri, Kuasa Hukum: Apapun yang Terjadi

Namun di Indonesia, biasanya seseorang yang selesai berhaji akan disebut haji bagi laki-laki atau hajjah bagi perempuan. Sebutan ini ternyata hanya ada di Indonesia.

Lantas, sejak kapan seseorang yang pulang dari haji mendapat gelar Haji di depan namanya?
Sejak zaman kolonial Belanda

Apabila dirunut lebih jauh, adanya gelar haji yang disematkan di depan seseorang yang pulang dari berhaji ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Dikutip dari Kompas.com gelar haji mulai digunakan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya medio tahun 1916.

Disebutkan pada saat itu, Islam merupakan salah satu kekuatan anti-kolonialisme di Indonesia yang gencar melawan penjajahan Belanda.

Beberapa tokohnya di antaranya KH Ahmad Dahlan seusai pulang ibadah haji yang mendirikan Muhammadiyah.

Kemudian, ada KH Hasyim Asyari yang mendirikan Nahdlatul Ulama, Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam, dan Cokroaminoto mendirikan Sarekat Islam.

Berdirinya organisasi-organisasi Islam ini mengkhawatirkan pihak Belanda, karena para tokoh yang kembali dari ibadah haji dianggap sebagai orang suci di Jawa.

Oleh karena itu, seseorang yang baru pulang dari berhaji diyakini akan lebih didengarkan pendapatnya oleh masyarakat dan penduduk awam lainnya.

Sebelumnya, para kiai tidak ada yang bergelar haji, hal itu karena haji merupakan prosesi ibadah.

Gelar haji warisan kolonial Belanda

Namun, karena banyak perlawanan yang dilakukan umat Islam terhadap kolonial, terutama yang baru kembali dari ibadah haji, membuat pemerintah kolonial Belanda mulai waspada.

Sebagai antisipasi dan pengawasan, disematkanlah gelar haji sebagai penanda bagi orang-orang yang baru pulang dari Tanah Suci.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved