Selebrita

Motif Asli Raffi Ahmad dan Nagita Naik Haji Terkuak, Demi Naikkan Status? Ayah Rayyanza Bicara Niat

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina akhirnya naik haji. Ayah Rafathar dan Rayyanza Malik Ahmad itu tak sendirian. Motifnya demi naikkan status Pak Haji?

|
Editor: Murhan
instagram raffinagita7171
Motif Asli Raffi Ahmad dan Nagita Naik Haji Terkuak, Demi Naikkan Status? Ayah Rayyanza Bicara Niat. 

Kebijakan tersebut kemudian mulai diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903.

Tujuan pemberian gelar haji ini adalah agar pihak Belanda lebih mudah dalam melakukan pengawasan bagi para jemaah haji yang mencoba memberontak.

Baca juga: Mau Gelar Resepsi Mewah, Barbie Kumalasari Blakblakan Sosok yang Biayai Pesta Pernikahan: Full

Baca juga: Minta Robby Purba Tanggung Jawab, Nikita Mirzani Sesalkan Satpam Mal Dipecat Usai Viral Pukul Anjing

Oleh sebab itu, sejak 1916, setiap umat Muslim Indonesia yang baru saja pulang dari ibadah haji akan diberi gelar haji.

Gelar haji hanya ada di Indonesia

Sementara itu, Guru Besar bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri, membenarkan penyematan gelar Haji hanya ada di Indonesia.

"Itu khas Indonesia, tidak ada di negara lain. Buktinya di Timur Tengah tidak ada gelar Haji, orang Barat juga tidak bergelar Haji walaupun sudah haji," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Raden Mas Said ini juga membenarkan asal gelar Haji dari pemerintah Hindia Belanda.

Menyebarnya paham Pan-Islamisme

Dahulu, orang-orang pribumi yang menunaikan ibadah haji diduga terpapar paham Pan-Islamisme, salah satu paham pemberontak kolonialisme selain komunis.

Pan-Islamisme merupakan sebuah ideologi politik yang mengajarkan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat.

Konsep dasar Pan-Islamisme dicetuskan oleh Jamaluddin Al-Afghani pada akhir abad ke-19 Masehi.

Syamsul menjelaskan, ada dua paham lawan kolonialisme pada saat itu, yakni kelompok kiri yang dikenal dengan komunis, serta Pan-Islamisme.

Penyematan gelar haji Pan-Islamisme mengajarkan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat.

Paham ini, bersumber dan menyebar dari Tanah Suci, tempat Muslim melakukan ibadah haji.

"Dulu orang haji tidak seminggu sebulan, bahkan bertahun-tahun, karena di sana sambil ngaji, sambil bekerja, macam-macam, dan ada interaksi orang yang berhaji dari berbagai negara," tutur Syamsul.

Menguatnya paham Pan-Islamisme kala itu, hingga pemerintah kolonial yang takut akhirnya menyematkan gelar Haji sebagai penanda.

"Maka orang-orang yang sepulang haji ditandai dan diberi gelar Haji oleh pemerintah kolonial, menyatu dengan namanya," jelas Syamsul.

Gelar haji dari Belanda bukan gelar penghormatan

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved