Puasa Asyura 2024
Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2024 Versi Muhammadiyah dan NU, UAS Urai Amal Sholeh di Bulan Muharram
Ustadz Abdul Somad menjelaskan level tertinggi amal sholeh di momentum Hari Asyura bulan Muharram bagi umat Islam.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Abdul Somad menjelaskan level tertinggi amal sholeh di momentum Hari Asyura bulan Muharram bagi umat Islam.
Anjuran memperbanyak puasa di bulan Muharram, dikatakan Ustadz Abdul Somad lebih afdhol atau lebih baik dilakukan sebanyak tiga hari yakni tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
Ustadz Abdul Somad mengungkapkan tiga hari tersebut bertujuan untuk menyelisihi umat Islam dengan kebiasaan kaum Yahudi.
Saat ini berada di bulan Muharram 1446 Hijriyah, yang mana bulan pertama di antara 12 bulan dalam sistem kalender Islam.
Ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, amalan paling afdhol dilaksanakan yaitu puasa sunnah.
Baca juga: Bolehkah Puasa Asyura Diqadha Di Luar 10 Muharram? Buya Yahya Beberkan Sesuai Syariat
Baca juga: Lahir Prematur di Pesawat Garuda, Pemuda di Ponorogo Dapat Hadiah Gratis Terbang Seumur Hidup
Bahkan ada puasa khusus yang hanya ada di bulan Muharram, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.
Amalan tersebut sunnah dilaksanakan pada 10 Muharram disebut Puasa Asyura, ada juga puasa yang dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu 9 Muharram disebut Puasa Tasua.
Jadwal Puasa Tasu'a dan Asyura 2024
Diketahui 1 Muharram 1446 Hijriyah bertepatan pada Minggu (7/7/2024) lalu versi pemerintah dan Muhammadiyah, sementara NU merevisi 1 Muharram sehari setelahnya, maka jadwal Puasa Tasua dan Puasa Asyura 2024 adalah sebagai berikut:
Jadwal Puasa Tasua dan Asyura Versi Pemerintah dan Muhammadiyah
Hari Tasu'a: Senin, 15 Juli 2024 M/9 Muharram 1446 Hijriyah
Hari Asyura: Selasa, 16 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 Hijriyah
Jadwal Puasa Tasua dan Asyura Versi NU
Hari Tasu'a: Selasa, 16 Juli 2024 M/9 Muharram 1446 Hijriyah
Hari Asyura: Rabu, 17 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 Hijriyah
Ustadz Abdul Somad menerangkan di bulan Muharram ada puasa sunnah khusus dan utama yang tidak terdapat di bulan-bulan lain, yaitu puasa Asyura.
"Puasa Asyura adalah tanggal 10, namun yang paling bagus puasa itu adalah 9, 10, 11 sebanyak tiga hari, karena kata Nabi SAW jangan sama puasanya dengan Bani Israil, kalau tidak sanggup tiga hari pilih dua hari 9 dan 10 Muharram," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube ANAK SHOLEH CHANNEL.
Hal tersebut diperintahkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam, puasa selama tiga hari bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan kaum Yahudi di Madinah yang juga melaksanakan puasa hanya di 10 Muharram.
Ustadz Abdul Somad menceritakan di Madinah ada tiga suku kaum Yahudi, yakni Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah, dan Yahudi Qainuqa.
"Suku Yahudi tersebut tidak makan dan minum pada tanggal 10 Muharram, Nabi bertanya, 'Ma hadza?' mereka menjawab 'Ha dza yaumun sholihun' Ini adalah hari yang baik, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir'aun laknatullah. Mereka bersyukur kepada Allah dengan berpuasa di tanggal 10 karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa," papar Ustadz Abdul Somad.
Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak atas ajaran-ajaran dan risalah Nabi Musa As, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk melaksanakan puasa tersebut.
Sehingga tentang Puasa Asyura, tidak ada ikhtilaf antara ulama, diriwayatkan berdasarkan hadits shahih sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.
"Karena itu bagi yang berbadan sehat khususnya perempuan yang banyak punya utang puasa, dengan berpuasa Asyura 9, 10, dan 11 Muharram maka sudah bisa mengganti tiga hari puasa yang ditinggalkan," ucap Ustadz Abdul Somad.
Dalam membayar utang atau qadha puasa wajib di bulan Muharram yang tertinggal misalnya karena haid, menyapih anak, hamil, atau nifas, maka cukup niat qadha maka akan mendapatkan pahala puasa sunnah Asyura, terlebih misalnya puasa di Senin dan Kamis, maka akan mendapatkan tiga pahala sekaligus.
Adanya keringanan syariat demikian, maka akan memudahkan dan lebih efektif bagi kaum hawa dalam mengganti utang puasa yang terlewat. Meski fiqih untuk wanita, namun kaum adam harus pula mengetahuinya.
Selain Puasa Asyura, sebagaimana bulan-bulan lain, umat Islam juga dapat mengerjakan Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Senin Kamis, dan Puasa Daud.
"Dengan melaksanakan puasa badan sehat, terlebih di dalam makanan yang kita makan ada racun dan bakteri di dalamnya, ada kandungan pestisida, formalin, maka muncullah kanker darah, kanker tulang, tak ada obatnya, ternyata penyakit-penyakit ini dapat hilang dengan menerapkan terapi fasting," terang Ustadz Abdul Somad.
Terapi Fasting dikenal di dunia barat yang artinya menahan makan, sama halnya dengan puasa bedanya terapi itu masih boleh makan buah dan sayur serta minum air putih.
Penerapan terapi Fasting atau menahan makan ini sebanyak delapan hari dalam sebulan.
"Jauh sebelum lahirnya ilmuwan yang menciptakan metode ini, Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan puasa delapan hari dalam sebulan, yakni Senin Kamis, dua hari dalam sepekan totalnya delapan hari satu bulan," tutup Ustadz Abdul Somad.
Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa Tasu'a, sunah karena Allah Ta’ala
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala
Niat Puasa Ayyamul Bidh
َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”
Sementara niat puasa qadha Ramadan di hari Ayyamul Bidh adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadh’I fardhi syahri Ramadhna lillahi ta‘ala.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Niat Puasa Senin Kamis
Niat Puasa Hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala
Artinya: Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta’aalaa.
Niat Puasa Hari Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa pada hari Kamis, sunat karena Allah Ta’aalaa.
Niat Puasa Daud
Berikut bacaan Niat Puasa Daud:
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA DAAWUDA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya : "Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta'ala"
(Banjarmasinpost.co.id)
2 Bacaan Doa Berbuka Puasa Asyura 2024, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Sesuai Ajaran Nabi SAW |
![]() |
---|
Bolehkah Puasa Asyura Diqadha Di Luar 10 Muharram? Buya Yahya Beberkan Sesuai Syariat |
![]() |
---|
Niat Puasa Asyura Digabung Qadha Ramadhan di Bulan Muharram, Buya Yahya Paparkan Hukumnya |
![]() |
---|
Hukum Mengqadha Puasa Asyura Karena Berhalangan, Buya Yahya Ungkap Pendapat Ulama |
![]() |
---|
Niat Puasa Asyura Digabung Shiyam Sunnah Lainnya, Buya Yahya Sebut Raih Pahala Berlipat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.