Serambi Ummah

Kalangan Muslim di Kabupaten Tanahlaut Sebut Dali Wassink Jadi Pelajaran Berharga

Kalangan muslim di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), turut terkesiap kasus Dali Wassink,

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
Instagram jennifercoppenreal20
Ilustrasi: Kolase mendiang Dali Wassink dan Jennifer Coppen. 

BANJARMASINPOST.CO.ID-Penanganan jenazah Dali Wassink, suami artis Jennifer Coppen, menyedot perhatian.

Pihak keluarga membakar jenazah Wassink, lalu abunya dilarung ke laut. Padahal mendiang diketahui seorang mualaf (memeluk agama Islam).

Diketahui, lelaki muda berusia 22 tahun itu meninggal akibat kecelakaan motor. Namun, berdasar kesepakatan pihak keluarga, jenazahnya dikremasi. Tak pelak, hal tersebut menuai kontroversi.

Kalangan muslim di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), turut terkesiap. “Sebagai orang muslim tentu saya turut prihatin. Setahu saya, orang yang sudah masuk Islam, meskipun masih mualaf, tetap harus diperlakukan secara Islam,” ucap Anton Kuswoyo, warga Kelurahan Angsau, Pelaihari, kepada Serambi UmmaH, Selasa (30/7).

Baca juga: Muda Membara, Melangkah Bahagia

Baca juga: Evakuasi Penumpang KM Niki Sejahtera, Basarnas Banjarmasin : Penumpang Dibawa ke Pelabuhan Trisakti

Tetapi memang, lanjut akademisi muda ini, hal tersebut terjadi karena keluarga almarhum (Wassink) yang non-muslim semua. Kemudian tidak ada pengurus semacam rukun kematian setempat yang mengurusi jenazah Wassink.

Warga Tala lainnya, M Rahmansyah, mengaku sangat kaget manakala mengetahui informasi tersebut. Apalagi selama ini dia belum pernah mendengar kejadian seperti itu.

“Bagi saya yang awam agama (Islam), kejadian seperti itu ya sungguh mengejutkan. Tentu harusnya ditangani secara Islam kalau memang Wassink benar-benar sudah menjadi seorang muslim atau mualaf,” ujar Rahman.

Menurut dia, pihak keluarga hendaknya meminta bantuan muslim setempat seperti pengurus masjid untuk membantu penanganan jenazah Wassink. Tidak lantas pihak keluarga almarhum yang non-muslim yang menangani sendiri dan tidak sesuai keyakinan (agama) yang dianut di mayit.

Kecuali, sambungnya, bila pihak keluarga tidak mengetahui bahwa Wassink telah menjadi mualaf. “Saya tak begitu tahu sih informasi tentang Wassink. Apakah dulu saat menikah dan menjadi mualafnya diam-diam atau terbuka dan diketahui pihak keluarga. Ini yang kita tak tahu,” tutur Rahman.

Pekerja swasta ini melanjutkan, bila pihak keluarga tidak mengetahui Wassink seorang muslim, tentu langkah yang dilakukan mereka tidak bisa disalahkan.

“Tapi, jadi tanda tanya besar apabila pihak keluarga telah mengetahui Wassink seorang mualaf dan tetap menangani jenazah secara non-Islam,” kata Rahman.

Walau begitu, dia yakin seyakin-yakinnya ada hikmah besar di balik peristiwa yang menyentak dunia tersebut. Pasalnya, tak satu pun kejadian di muka bumi ini yang tanpa seizin atau tanpa kehendak Allah SWT.

Karena hal tersebut telah terjadi dan waktu tidak bisa diputar ulang, menurut Rahman tidak ada gunanya juga berdebat karena hanya membuang energi. Lebih baik pelajari dan mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.

“Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu berserah diri kepadaNya dan mendapat pengampunan atas segala salah dan dosa. Mari kita doakan almarhum Wassink mendapat tempat yang baik di alam barzah dan semua keluarganya dimaafkan oleh Allah SWT,” pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/idda royani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved