Berita Balangan

79 Tahun Indonesia Merdeka, Warga Murung Binjai Balangan Kalsel tak Kunjung Rasakan Layanan Listrik 

Warga RT 4 Desa Kusambi Hulu, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan belum menikmati aliran listrik.

|
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)
Tiang panel surya terpasang di rumah warga RT 4, Desa Kusambil Hulu, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan  

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN- Bukan desa terpencil, tidak pula berada di wilayah pedalaman, namun sejak adanya pemukiman penduduk di kampung tersebut, warga tak jua merasakan penerangan dari tenaga listrik.

79 tahun Indonesia merdeka, namun warga masih belum merasakan kemerdekaan sepenuhnya, lantaran tidak ada listrik di kampung mereka. Hal itulah yang diungkapkan oleh warga RT 4 Desa Kusambi Hulu, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Murjani, Minggu (18/8/2024).

"Matan balum merdeka  sudah ada kampung. Sababnya dari paninian ulun sampai kuitan mengalami masih penjajahan dan sampai sekarang kadida aja balum (red: sejak belum merdeka sudah ada kampung. Karena dari nenek sampai orangtua mengalami penjajahan dan sampai sekarang belum ada (listrik))," ujar Murjani.

Pemukiman penduduk yang ditinggali oleh Murjani bersama kelurganya tepat berada di RT 4 Desa Kusambi Hulu yang dikenal sebagai Kampung Murung Binjai.

Baca juga: Terbang dari IKN, Jupiter Aerobatic Team TNI AU Tampilkan Atraksi di Lanud Syamsudin Noor

Baca juga: Gaungkan Agustusan, Komunitas di Tanahlaut Ini Bendera Raksasa Dikibarkan di Puncak Gunung Birah

Ada kurang lebih 38 Kepala Keluarga bermukim di kampung ini. Jaraknya sekitar tiga kilometer dari pusat pemerintahan desa dan kurang lebih 10 kilometer dari pusat ibu kota kabupaten.

Ada tempat ibadah disana, satu masjid yang berdiri kokoh. Lalu ada satu unit bangunan sekolah tingkat dasar untuk fasilitas belajar siswa usia SD.

Di kampung ini, tak ada bentangan tali listrik sekalipun, apalagi tiangnya. 

Namun sebagai alat bantu penerangan dan memperoleh energi listrik, warga menggunakan panel surya yang fungsinya untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.

Sudah lama warga di Murung Binjai menggunakan alat tersebut. Sebagian ada yang bantuan dari pemerintah, lalu kebanyakan di antaranya beli secara pribadi yang terpasang di bagian atap rumah. Sehingga tidak heran saat berkunjung ke kampung ini, panel surya bisa didapati di semua rumah warga.

Dikarenakan tak adanya aliran listrik dari tenaga pembangkit listrik secara langsung, sebagian warga pun enggan membeli peralatan elektronik, seperti TV, kulkas, mesin cuci dan sebagainya. Sedangkan untuk smartphone, sebagian menggunakan dan isi daya baterai memanfaatkan aki.

Kurang lebih 10 tahun lalu, sempat ada wacana masuknya listik ke kampung ini. Namun tak  kunjung jua terealisasi.

"Rencana masuk (listrik) sudah sejak 10 tahun lalu, tapi belum ada saja lagi," ungkap warga lainnya, Abdul Azis.

Secara geografis kata Murjani, Murung Binjai telah dikelilingi desa-desa yang sudah dialiri listrik. Berjarak 3,5 KM mengarah ke wilayah Tamiyang, Kabupaten Tabalong, 1,5 ke Kampung Bayu, dan lima kilo ke Desa Kusambi Hulu, sudah bisa menikmati listrik.

Baik Murjani maupun Abdul Azis berharap masuknya aliran listrik ke desa, mengingat hampir semua desa yang mengelilingi kampungnya sudah bisa merasakan layanan tersebut.

Beberapa tahun lalu, tak hanya listrik yang tidak bisa dinikmati warga. 

Kala itu, jalan menuju ke Murung Binjai masih jalan setapak, bahkan ada yang menggunakan perahu. 

Lalu seiring berjalannya waktu, warga bisa merasakan jalan lebar dengan aspal dan mempermudah akses lalu lintas warga, terutama untuk keluar desa.

Tak habis disitu, warga pun masih belum mendapatkan pelayanan PDAM, sehingga memanfaatkan sumur gali tanpa mesin.

Kondisi Kampung Murung Binjai ini juga dibenarkan oleh Kepala Desa Kusambi Hulu, Taufik. Ia pun sedang mengupayakan agar warga RT 4 di desanya tersebut dapat menikmati fasilitas listrik sebagaimana warga lainnya. Di antaranya mengajukan usulan proposal ke PLN dan Dishub Kabupaten Balangan serta Bapedalitbang Kabupaten Balangan.

Kendala utama belum bisa masuknya aliran listrik ucap Taufik dikarenakan ganti rugi penebangan pohon yang akan dipasangi tiang listrik dan dilintasi jalurnya.

(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved