Religi

Bolehkah Percaya Amalan Rebo Wekasan? Simak Pemaparan Buya Yahya dalam Ceramahnya

Penceramah Buya Yahya memaparkan hukum percaya Amalan Rebo Wakasan bagi umat Islam.

Editor: Mariana
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Penceramah Buya Yahya menjelaskan istilah Rebo Wekasan dan pandangan Islam menyikapi hal demikian. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya memaparkan hukum percaya Amalan Rebo Wakasan bagi umat Islam.

Disampaikan Buya Yahya, umat Islam sebaiknya mengerjakan amalan yang bersumber dari Alquran dan hadits.

Buya Yahya pun menerangkan adanya amalan yang berkembang di kalangan masyarakat di daerah tertentu misalnya Rebo Wekasan, yang tidak dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW atau bukan anjuran Rasulullah SAW.

Sebagaimana diketahui, saat ini masih berada di bulan Safar 1446 Hijriyah, bulan kedua dalam sistem kalender Islam.

Buya Yahya menjelaskan ada sejumlah amalan yang bisa dilaksanakan di bulan Safar sebagaimana di bulan-bulan lainnya, misalnya membaca Alquran.

Baca juga: Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono-Rano Daftar ke KPU Hari ini

Baca juga: Nasib Marshel Widianto Usai Ahmad Riza Patria Resmi Batal Maju di Pilkada Tangsel 2024

"Kalau ada amalan lainnya misal baca Yassin, baca doa, sedekah di bulan Safar agar ditolak dari bencana, itu amalan yang sah atau boleh-boleh saja dilakukan, tak hanya dibaca saat rebo wekasan, tapi setiap saat boleh dilakukan," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Selain itu, saat membaca surah Yassin boleh mengulang-ulang beberapa ayat, misalnya "Salaamun qoulam mirrobbirrohim" sebanyak tiga kali.

Amalan lainnya yakni shalat malam, sebanyak-banyaknya jumlah rakaat yang dilakukan adalah sah.

Namun afdholnya melakukan shalat malam dua rakaat sekali salam, namun bagi yang melakukan empat dan enam rakaat tetap sah.

"Apakah ada shalat tolak bala, yang benar adalah shalat hajat untuk menolak bala, berapapun rakaatnya setelah shalat membaca doa dijauhkan dari marabahaya, atau saat sedekah diniatkan untuk menolak bala, sah," ucap Buya Yahya.

Karena itu, tidak perlu menghujat amalan-amalan itu. Yang terpenting adalah tidak melakukan kebohongan misalnya mimpi bertemu Nabi SAW.

Selagi tidak bertentangan dalam Islam dan tidak dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW maka boleh-boleh saja.

Terkait amalan rebo wekasan, Buya Yahya menegaskan amalan yang seringkali tersebar di bulan Safar itu bukan bersumber dari hadist Nabi SAW.

"Tidak boleh mengatakan itu dari Nabi sama artinya dengan dusta, kalau memang ada seorang yang shaleh, alim, tidak tampak pada dirinya kemaksiatan kemudian mengucapkan amalan itu, mungkin bisa benar, tapi itu berupa ilham," ujar Buya Yahya.

Ia menambahkan Allah memberikan ilham kepada seseorang yang kemudian diketahui dan diamalkan oleh orang tersebut.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved