Serambi Ummah

Viral Orang Pamer Berdoa Minta Uang di Depan Ka’bah, Ketua MUI Banjarbaru: Cukup Didengar Sendiri

Sempat  viral di media sosial beberapa waktu lalu, seorang yang berdoa meminta fulus alias uang, saat berada di depan Ka’bah

|
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Rahmadhani
Istimewa
Ketua MUI Kota Banjarbaru, KH Nursyaid Ramli 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sempat  viral di media sosial beberapa waktu lalu, seorang yang berdoa meminta fulus alias uang, saat berada di depan Ka’bah. Dalam video beredar di TikTok itu, pria diduga yang berasal dari Indonesia itu berdoa meminta duit di depan Baitullah.

Padahal, lazimnya seseorang yang berdoa saat menunaikan ibadah di Tanah Suci, untuk meminta diampuni segala dosa, dijauhkan dari siksa neraka dan bisa masuk surga.

Aksi pria itu tampaknya termotivasi dari video viral aksi seorang pria Afrika, yang juga berdoa minta fulus, lalu kabar terbaru dia benar-benar menjadi kaya raya.

Aksi pria itu berdoa di depan Ka'bah meminta uang kepada Allah, dengan direkam lalu disebarkan ke media sosial lalu menjadi pro-kontra.

Selain pamer di sosmed, cara jemaah itu berdoa dengan suara nyaring dan mengundang perhatian orang di sekitarnya juga jadi perhatian 

Ketika berdoa meminta sesuatu kepada Allah SWT, hendaknya dilakukan dengan suara lembut dan bersungguh-sungguh. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua MUI Kota Banjarbaru, KH Nursyaid Ramli, Kamis (24/10).

Sebab, menurut dia sikap seseorang dalam berdoa dapat berpengaruh terhadap orang-orang di sekitarnya.

“Apabila ada orang yang merasa terganggu dengan kegiatan kita saat beribadah termasuk berdoa, maka dapat dikatakan tidak beradab,” ucap Nursyaid.

Dia menuturkan, di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa seorang muslim menyembunyikan suaranya saat berdoa. 

“Cukup didengar oleh oleh telinga sediri, agar tidak menggangu orang di sekitarnya,” jelas Nursyaid.

Menurut dia, sikap berdoa hingga mengundang perhatian orang di sekitar, dikhawatirkan menjadi riya. 

“Bila sudah ada unsur riya, maka tidak akan dikabulkan. Kalau riya, artinya berdoa bukan karena Allah SWT,” terang Nursyaid.

Berkaitan dengan konteks hal yang diminta di hadapan Ka’bah, dia tidak mempermasalahkan.

Ilustrasi Kabah.
Ilustrasi Kabah. (Tribunnews.com)

Sebab menurutnya, apa pun yang diminta dan menggunakan bahasa apa pun boleh saja. Yang terpenting dilakukan dengan adab yang baik.

“Multajam antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, adalah tempat mustajab untuk berdoa,” ucapnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved