Ekonomi dan Bisnis

Pertamina Uji Coba QR Code BBM Pertalite di 6 SPBU di Kalsel, Petugas Belum Diberi Tahu

PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan akan melakukan uji coba pemberlakuan QR Code Subsidi Tepat untuk pembelian pertalie

Editor: Hari Widodo
Pertamina untuk Banjarmasinpost.co.id/Dok
Pertamina melakukan uji coba penggunaan QR Code untuk pembelian BBM subsidi tepat pertalite. Di Kalsel Uji coba ini, berlangsung di enam SPBU. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Untuk memastikan penyaluran pertalite, yang merupakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tepat sasaran, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan akan melakukan uji coba pemberlakuan QR Code Subsidi Tepat.

Di Kalimantan Selatan, uji coba dilakukan terhadap kendaraan roda empat di enam stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mulai 1 November 2024. 

Enam SPBU itu yakni SPBU Jalan Sultan Adam Kota Banjarmasin, SPBU Jalan A Yani 34 Kota Banjarbaru, SPBU Jalan Guntung Damar Kota Banjarbaru, SPBU Jalan Mistar Cokrokusumo Kota Banjarbaru, SPBU Jalan A Yani Km 9,7 Kertakhanyar Kabupaten Banjar dan SPBU Jalan Veteran Kabupaten Banjar,

Pemilik mobil di sekitarnya atau biasa mengisi pertalite di enam SPBU tersebut bisa mendaftarkan kendaraannya di website https://subsiditepat.mypertamina.id/ guna mendapatkan QR code untuk pembelian.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra mengatakan sosialisasi sudah dilakukan melalui media massa dan di SPBU tersebut. Tim Pertamina juga terus memantau termasuk menyediakan tim teknis untuk meminimalisasi kesulitan.

“Tujuan utama penggunaan QR code untuk mendata kendaraan khususnya roda empat. Jiika ada pelangsir akan terlihat di data dan bisa ditindak,” tegasnya.

Jika tidak memiliki QR code, Arya meminta pemilik mobil bisa mengisi pertalite ke SPBU lain.

Mengenai hal ini, beberapa warga yang ditemui mengaku belum mengetahui informasi tersebut secara detail.

Anton (28), warga Kuripan Banjarmasin, menuturkan belum ada sosialisasi di SPBU tempat dirinya biasa mengisi bahan bakar. “Biasanya tidak ada penggunaan QR code, langsung diisi begitu saja,” ungkap sales mobil tersebut. 

Menurut Anton, jika kebijakan ini diberlakukan tanpa persiapan, masyarakat bisa merasa kebingungan.

“Sebaiknya ada sosialisasi dulu, karena kalau tiba-tiba diterapkan pasti ribet. Masyarakat kita biasanya belum terbiasa dengan hal seperti ini,” kata pria yang tiap dua hari merogoh kocek Rp150 ribu untuk membeli pertalite tersebut.

Sementara pengawas SPBU Jalan Sultan Adam Banjarmasin, Gunawan, mengatakan pihaknya sudah lama menerapkan barcode untuk pembelian solar. Namun, ia belum menerima pemberitahuan resmi penerapan QR code bagi pertalite.

“Belum ada pemberitahuan pembelian pertalite harus pakai QR code mulai 1 November,” ujar Gunawan. 

Dalam satu hari, SPBU ini mendistribusikan pertalite 8.000-16.000 liter. Untuk kendaraan roda empat maksimaLpembelian 40 liter. Sedangkan sepeda motor 10 liter. Batasan ini diatur melalui aplikasi.

Pengawas SPBU tersebut mengatakan penggunakan QR code membantu mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi. Namun pihaknya memiliki keterbatasan dalam membatasi pembelian pengguna sepeda motor bertangki besar yang digunakan pelangsir.

“Sosialisasi mengenai sistem baru ini sudah kami lakukan dengan membuka gerai pendaftaran MyPertamina di SPBU,” kata Gunawan. 

Tetapi, respons masyarakat masih menganggap sepele. “Mereka masih menggampangkannya. Ada yang bilang sudah daftar lalu tak terpakai, ada juga yang bilang belum butuh. Macam-macam alasannya,” tutup Gunawan. (sul/dea)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved