Sungai Jorong Diduga Tercemar
Tim LH Tala Ambil Sampel Hingga Wilayah Hulu Sungai Jorong, Ini Hasil Analisisnya Sesuai Fakta
Tim dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Tanahlaut (Tala), turun ke lokasi
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Tim dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), telah turun ke lokasi kematian massal ikan nila keramba apung di Desa Jorong, Kecamatan Jorong, Jumat kemarin.
Mereka turun bersama petugas dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKPP) Tala. Bersama-sama mereka melakukan pengambilan sampel, mulai di lokasi keramba hingga ke wilayah hulu sungai setempat.
"Kami turun ke lapangan memverifikasi laporan kematian ikan di Jorong tersebut untuk mengecek kenapa terjadi kematian ikan secara bersamaan (massal)," ucap Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DPRKPLH Tala H Adi Rahmani, Sabtu (26/10/2024).
Hasil pengamatan di lokasi, sebutnya, terlihat kondisi air yang sangat jernih. Bahkan dari permukaan sampai ke dasar sungai terlihat sangat jelas.
Baca juga: Cerita Peserta SKD CPNS Pemprov Kalsel: Susah Tidur hingga Persiapan Berbulan-bulan
Baca juga: Petugas DKPP Tala Belah Perut Ikan Nila Keramba dan Cek Empedu, Penyebab Kematian karena Hal Ini
Warga melaporkan bahwa kejadian itu tidak seperti biasa. Karena itu pihaknya datang untuk memastikan keadaan tersebut dengan melakukan pengamatan kualitas air di tempat (insitu).
Juga dilakukan pengambilan sampel untuk diuji ke laboratorium DPRKPLH untuk.mengetahui lebih jauh keberadaan zat atau senyawa lainnya di dalam.air yang berpotensi menjadi penyebab kematian ikan.
Hasil pengamatan insitu pada lokasi keramba terhadap kadar oksigen permukaaan (DO) yakni 8,0 miligram per liter, pH air sungai 8,3 salinitas 29,1, dan suhu air 30,1 derajat celcius.
Selain di lokasi keramba Tim juga melakukan penelusuran ke hulu sungai sampai arah Desa Batalang, Kecamatan Jorong.
Pada lokasi titik hulu diukur pH 3,5 dan DO 9 suhu 32,4. Ada perbedaan pH hilir dan hulu, makin ke hilir pH makin naik.
"Dari pengamatan dari hilir sampai hulu kondisi air cukup jernih namun dengan debit yang sangat kecil," papar Adi.
Dengan aliran kecil sangat memungkinkan air menjadi jernih.karena tidak ada arus deras yang mengaduk material yang mengendap.
Ia menyebut di sepanjang sungai banyak serasah daun yang mengendap pada bagian bawah sungai dan terlihat karena sungai dalam keadaan surut.
Di sepanjang sungai yang diamati juga sangat banyak gelembung yang keluar dari bawah sungai. Ini menunjukan ada kegiatan perombakan biologi yang aktif di dasar sungai.
Gelembung bisa terjadi.dari pelepasan gas hasil perombakan bakteri dari bahan bahan organik di dasar sungai.
Namun yang dikhawatirkan adalah gelembung tersebut mengandung gas methane yang terlepas dari peristiwa perombakan bahan organik ini yang selanjutnya berdampak terhadap kehidupan biota.
Hal lain yang kami cermati pada pengukuran suhu permukaan air di lokasi pengamatan cukup tinggi sekitar 30-32 derajat celcius. Kondisi ini didukung dengan cuaca yang sangat panas.
Secara.alami pada kondisi peningkatan suhu permukaan akan memberikan pengaruh terhadap ketersediaan oksigen.
Dikatakannya, hasil cek lapangan ikan yang mati lebih banyak pada ikan nila yang sudah agak besar, ikan yang kecil lebih tahan.
Kemungkinan hal ini disebabkan sifat ikan yang besar lebih suka berada di bawah dan membutuhkan oksigen sedangkan ikan kecil berada di permukaan dengan kadar oksigen lebih baik.
Bersamaan peristiwa ikan nila dalam keramba mati, sebut Adi, juga diinformasikan oleh masyarakat bahwa ada ikan alam yang juga mati seperti puyau dan undang. Namun tak terlalu banyak.
Hal ini karena ikan yang ada di luar keramba atau di alam lebih bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Pada saat ini cuaca sangat panas yang tentunya sangat mempengaruhi suhu lingkungan.
Ikan nila di.keramba sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang ekstrem. Pada kondisi terkurung ikan nila di keramba tidak bisa bebas survive seperti ikan di alam.
Lebih lanjut Adi menerangkan sungai-sungai hampir.semua mengalami penurunan kualitas air. Hal ini seiring banyaknya kegiatan pemanfaatan ruang untuk usaha dan peruntukan pemukiman yang berdampak terhadap menurunnya kelas sungai.
Hal lain yang tidak diharapkan adalah bila ada kegiatan memutas atau.meracun di sungai. Pasalnya, kegiatan ini sulit diIdentifikasi dan kejadiannya pun cepat hilang namun bisa berdampak kematian ikan.
Apalagi saat kemarau sekarang dengan kondisi air sungai sangat sedikit sehingga tidak ada.aliran yang cukup untuk mensirkulasi air. Berbagai bahan atau zat yang telah masuk ke sungai akan terakumulasi di dasar sungai.
Berbagai zat yang awalnya telah mengendap, dapat terangkat kembali ke permukaan air. Apabila terjadi gerakan vertikal aliran air dari bawah ke atas sebagai akibat perbedaan suhu pada permukaan air sungai seperti kondisi cuaca panas saat ini.
Zat apa pun yang terangkat dalam jumlah yang tidak bisa ditoleransi oleh makhluk hidup atau ikan maka dapat menjadi racun yang dapat menyebabkan potensi kematian ikan.
"Karena itu diharapkan kepada semua.pihak agar selalu menjaga keberadaan sungai agar tetap.berfungsi dengan baik," pungkas Adi.
(banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)
Ribuan Ekor Nila Mati Mendadak, Pengeramba di Jorong Tanahlaut Kalsel Ini Rugi Jutaan |
![]() |
---|
Petugas DKPP Tala Belah Perut Ikan Nila Keramba dan Cek Empedu, Penyebab Kematian karena Hal Ini |
![]() |
---|
Ikan Sungai Juga Ada yang Mati, Warga Jorong Tala Menduga Terdampak Aktivitas di Hulu |
![]() |
---|
Respons Dugaan Tercemarnya Sungai Jorong, Tim Lingkungan Hidup Tala Turun Ambil Sampel |
![]() |
---|
Ikan Nila Mati Mendadak, Perubahan Air di Sungai Jorong Jadi Indikasi Dugaan Pencemaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.