Berita Viral

Sosok Gunawan Sadbor, Ubah Kampungnya Jadi 'Desa Tiktok', Penghasilan dari Live Rp700 Ribu per Hari

Gunawan Sadbor dianggap menjadi pelopor mengubah desanya di Desa Bojongkembar Jawa Barat menjadi desa Tiktok, warga tinggalkan pertanian

Editor: Rahmadhani
KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH
LIVE TIKTOK - Potret Gunawan alias Sadbor bersama rekan-rekannya saat melakukan joget ayam patuk di aplikasi Tiktok, Kamis (24/10/2024). Gunawan mengajak warga Kampung Margasari, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berjoget untuk mendapatkan gift atau saweran. 

Sebelum viral seperti sekarang, Gunawan memulai live-nya itu saat menjadi penjahit keliling di Jakarta.

“Saya awalnya di Jakarta jahit keliling waktu Corona (pandemi Covid-19). Saya coba sambil live, tak sadar tiba-tiba saldo di akun Tiktok ada beberapa dolar,” kata Gunawan saat ditemui Kompas.com di Desa Bojongkembar, Kamis (24/10/2024) sore.

ilustrasi TikTok
ilustrasi TikTok (reuters.com)

Gunawan kemudian memutuskan berhenti menjahit dan pulang ke Sukabumi.

Pada 2020-2021, dia mencoba fokus untuk mencari penghasilan melalui live di Tiktok.

Berawal dari joget sembarangan, akhirnya Gunawan menemukan gerakan yang pas dan diberi nama joget "ayam patuk".

Mendapat banyak saweran, Gunawan akhirnya mengajak teman dan tetangganya.

Gunawan mengatakan, live di Tiktok biasa dilakukan mulai pagi sekira pukul 09.00 WIB hingga sore menjelang maghrib. Pada malam hari, dia menyerahkan ke rekannya yang lain.

Dari hasil live per hari, Gunawan bisa mendapatkan uang dari saweran sebesar Rp 400 ribu-Rp 700 ribu dan hasil tersebut sudah bersih setelah dibagikan ke rekan-rekannya yang lain.

Selama dua tahun live Tiktok, Gunawan mengaku banyak rekannya yang terbantu hingga bisa membeli sepeda motor, merenovasi rumah, hingga membeli rumah.

Sejak viral hingga sekarang, Gunawan mengakui banyak mengalami suka dan duka.

Dia mengaku hinaan dari netizen sudah seperti makanan sehari-hari. 

“Saya selalu bilang sama teman-teman, kalau mau ramai akunnya itu harus kuat. Kalau ramai itu hinaan hujatan dan bullyan itu pasti jadi makanan sehari-hari, itu jangan dilawan karena kalo enggak ada mereka, kita enggak akan ramai,” ujarnya.

Gunawan juga tak mempermasalahkan komentar negatif dari para netizen.

Termasuk menyebut dirinya dan warga mengemis online.

Dia hanya berharap agar para penonton tak menghina menghina soal suku, agama, dan ras.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved