Nasional
Senasib KFC, Pizza Hut Merugi 5 Tahun Berturut-turut: Boikot Memperparah, Puluhan Gerai Tutup
Senasib dengan KFC Indonesia, Pizza Hut Indonesia juga terus mengalami kerugian lima tahun berturut karena boikot Israel
BANJARMASINPOST.CO.ID - Senasib dengan KFC Indonesia, waralaba makanan internasional Pizza Hut Indonesia juga terus mengalami kerugian.
Efek pandemi Covid-19, penurunan daya beli, diperparah boikot produk Israel-Amerika Serikat (AS) membuat keuangan PT Sarimelati Kencana Tbk yang menaungi jaringan waralaba restoran Pizza Hut Indonesia dan PHD karut marut.
Kinerja keuangan perusahaan dengan kode emiten PZZA ini babak belur karena terus merugi selama hampir 5 tahun berturut-turut. Ini artinya, perusahaan tak pernah untung sejak tahun 2020.
PT Sarimelati Kencana Tbk sendiri merupakan perusahaan lokal yang menaungi jaringan waralaba restoran Pizza Hut Indonesia dan PHD.
Pada 2020 perusahaan merugi Rp 93,52 miliar, lalu 2021 kembali rugi Rp 60,77 miliar, pada 2022 rugi lagi Rp 23,46 miliar, dan kerugiannya semakin bengkak pada 2023 sebesar Rp 96,22 miliar.
Estafet kerugian ini terus berlanjut hingga tahun ini. Mengutip laporan keuangan Kuartal III-2024 yang dirilis dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PZZA mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 96,715 miliar.
Baca juga: Karena Boikot? KFC Indonesia Terus Merugi, Puluhan Gerai Tutup, Ribuan Karyawan Kena PHK
Baca juga: Update Harga Emas Antam Hari Ini Kamis: Naik Lagi, Sentuh Rp1.508.000 Per Gram, Cek di Pegadaian
Keluhan bos Pizza Hut Indonesia
Pada akhir tahun lalu, Direktur Utama PZZA, Hadian Iswara, pernah mengungkapkan keluh kesahnya perihal jaringan restorannya yang terkena kampanye boikot pasca-memanasnya konflik di Timur Tengah.
"Pastinya kami terdampak dengan adanya kejadian (boikot produk Israel-AS) ini," ujar Direktur Utama PZZA, Hadian Iswara, dalam dokumen public expose.
Hadian menilai, fatwa yang dirilis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait rekomendasi untuk tidak membeli produk berkaitan dengan Israel bersifat normatif. MUI juga tidak merilis daftar produk atau perusahaan yang berkaitan dengan Israel.
Akan tetapi setelah fatwa tersebut muncul, beredar daftar yang berisikan perusahaan atau produk berkaitan dengan Israel. Dalam daftar ini lah nama Pizza Hut muncul.
"Nah terus digabungkan dengan fatwa MUI sehingga akhirnya banyak masyarakat yang jadi salah mengerti bahwa daftar tersebut merupakan bagian dari fatwa MUI," kata Hadian.
Oleh karenanya, Hadian bilang, perseroan telah mencoba memberikan penjelasan kepada berbagai pihak terkait seperti Kementerian Agama dan MUI.
"Mudah-mudahan ke depannya ini masyarakat Indonesia bisa lebih memahami permasalahan ini," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Direktur PZZA Boy Ardhitya Lukito. Menurutnya, gerakan boikot yang dibarengi dengan beredarnya daftar produk berkaitan Israel telah berimbas terhadap seluruh perusahaan terkait.
Perseroan juga menyoroti lambatnya kehadiran pemerintah untuk menjembatani permasalahan yang terjadi selama beberapa pekan terakhir.
"Bukan cuma Pizza Hut tapi semua industri semua brand luar negeri yang di industri food and beverage juga yang di industri barang konsumsi sehari-hari atau fast moving consumer goods yang juga menjadi terimbas," ucapnya.
PHK dan tutup puluhan gerai
Imbas kerugian beruntun sepanjang 5 tahun terakhir, memaksa manajemen melakukan berbagai upaya efisiensi, salah satunya penutupan gerai dan PHK karyawannya.
Mengutip laporan yang sama, total karyawan tetap (kartap) mengalami pengurangan, dari awalny 5.022 karyawan per 31 Desember 2023 menjadi 4.651 karyawan per 30 September 2024.
Dengan demikian, sepanjang kurun waktu setahun, jumlah karyawan berstatus tetap sudah berkurang 371 orang, angka ini belum menghitung karyawan yang berstatus non-kartap.
"Pada tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 4.651 dan 5.022 karyawan tetap (tidak diaudit)," tulis manajemen dalam laporan Financial Statement Q3 2024.
Setali tiga uang, jumlah gerai Pizza Hut Indonesia juga merosot. Tercatat jumlah gerai Pizza Hut di seluruh Indonesia saat ini mencapai 595 gerai.
Jumlah gerai ini lebih rendah dibandingkan pada September 2023 yang mencatatkan 615 gerai. Ini berarti dalam kurun waktu setahun, ada penutupan 20 gerai.
"Sampai dengan tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, perusahaan mengoperasikan masing-masing 595 dan 615 gerai Pizza Hut di Jakarta dan kota lain di Indonesia," tulis manajemen dalam laporan yang sama.
Senasib KFC

Kondisi Pizza Hut Indonesia ini bisa dibilang bernasib sama dengan jaringan restoran KFC Indonesia, keduanya sama-sama merupakan waralaba asal Amerika Serikat.
Perusahaan yang menaungi jaringan restoran waralaba KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), mencatat rugi bersih Rp 557,08 miliar hingga kuartal III-2024.
Manajemen KFC Indonesia mengungkapkan ada dua penyebab utama kerugian perusahaan. Pertama adalah kondisi yang belum membaik; kedua, karena imbas kampanye boikot beberapa produk Amerika Serikat di Tanah Air.
"Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan Grup dari pandemi Covid-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari Krisis Timur Tengah," tulis FAST.
"Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024," sambung FAST.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com
Rekam Jejak Djamari Chaniago, Menko Polkam yang Baru Dilantik: Mantan Kepala Staf Umum TNI |
![]() |
---|
Isu Reshuffle Kabinet Presiden Prabowo Hari ini: Mantan Wakapolri hingga Erick Thohir ke Istana |
![]() |
---|
Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Tak Hanya Bergantung SDA: Fokus Tingkatkan Kualitas SDM |
![]() |
---|
Demo Ribuan Ojol Hari ini di Jakarta, Isi 7 Tuntutan Para Driver Salah Satunya Copot Menhub |
![]() |
---|
Sudah Guyur Rp 200 Triliun ke Himbara, Menkeu Purbaya soal Potensi Tambah Anggaran: Lihat Serapannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.