Tajuk

Asa Baru dari Liga 4

Tepat di awal Desember 2024, pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Selatan (Kalsel) menyampaikan informasi perihal bakal bergulirnya

Editor: Edi Nugroho
Instagram @talentabanua_martapura
Ilustrasi - Penggawa PS Talenta Banua (merah) berusaha melewati pemain Kalbar United pada babak 80 besar nasional Grup P Liga 3 Indonesia 2023-2024, Selasa (30/4), di di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur. Talenta menang 2-0. 

Tepat di awal Desember 2024, pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Selatan (Kalsel) menyampaikan informasi perihal bakal bergulirnya kompetisi baru, Liga 4, mulai awal 2025.

Ada sembilan klub dari berbagai daerah di Banua yang bakal bersaing. Grup A terdiri atas Persetab Tabalong, PS Balangan, Perseka Kandangan dan PS Kab Tapin. Sedangkan Grup B meliputi Putra Plaosan, Peseban Banjarmasin, Persetala Tanahlaut, Persenus Nusantara dan Persepan Pagatan dari Kabupaten Tanahbumbu.

Ajang ini merupakan ide dan terobosan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang dia sampaikan saat Kongres Biasa PSSI 2024 di Jakarta Pusat, Juni 2024 lalu.

Dia menyatakan, liga harus bisa bertransformasi. Ada yang salah bila Liga Indonesia saat ini nomor 28 di Asia dan nomor 6 di Asia Tenggara. Jadi, Liga 1 dan 2 harus bertransformasi, Liga 3 dan 4 harus didorong dengan perbaikan manajemen liga. Erick mengatakan, kehadiran Liga 4 bisa menjadi opsi mencari bibit-bibit terbaik pesepak bola Indonesia, yang saat ini masih kurang secara kuantitas.

Baca juga: Rakor Kebencanaan Datangkan BMKG dan BPBD Provinsi, Begini Kegiatannya

Baca juga: Rekapitulasi di Kecamatan Rampung, Besok KPU Banjar Gelar Perhitungan Suara Tingkat Kabupaten

Satu pemikian yang bagus, tapi masih perlu uji jalan untuk mencapai tujuan. Pasalnya banyak kendala yang bakal mengadang penyelenggara dan tim peserta. Di Kalsel ada banyak klub bola, namun tak semua akan sanggup mengikuti kompetisi yang memerlukan sumber daya dan pendanaan yang tak sedikit.

Faktanya, di Liga 4 Kalsel 2025 hanya ada dua klub baru, yakni Putra Plaosan dan Persenus Nusantara. Tujuh lainnya merupakan kontestan langganan Liga 3. Itu pun Persenus masih milik Hasnur Group, yang dari segi fasilitas dan finansial boleh jadi tak masalah. Bagaimana dengan sembilan tim peserta lainnya? Masa iya harus didanai pemerintah daerah masing-masing lagi?

Beralih ke homebase. Sejauh ini, belum ada yang benar-benar punya stadion markas klub yang representatif. Setidaknya seperti Stadion Demang Lehman Martapura dan Stadion 17 Mei Banjarmasin yang entah sampai kapan selesai renovasinya.

Belum lagi terkait pemain. Apakah mereka adalah para pemain yang berlaga di Liga 3? Kalau iya, bisa rancu nanti. Masa satu pemain bisa tampil pada dua kompetisi berbeda? Lalu, bagaimana kalau klub Liga 4 regional berhasil naik ke Liga 3 setempat?

Mumpung masih ada waktu, baiknya persoalan dan kemungkinan masalah yang berpotensi muncul, diantisipasi oleh PSS Kalsel dan PSSI kabupaten/kota serta pemilik klub yang terlibat di Liga 4. Sebab, sudah lumrah bila sesuatu yang baru biasanya belum bisa berjalan seperti yang diharapkan.

Di sisi lain, akan lebih bagus bila Liga 4 Kalsel 2025 mendapatkan dukungan dari pihak ketiga alias sponsor. Cara seperti ini sukses dilakukan oleh PSSI Jawa Timur yang menggandeng satu perusahaan kopi ternama untuk kompetisi Liga 3 edisi 2023-2024.

Tak usah jenama nasional, cukup perusahaan lokal yang sudah eksis di daerah ini. Semoga berhasil. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Akhir Bahagia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved