Haul Guru Sekumpul 2025

Arus Balik Haul Guru Sekumpul 2025, Jalan Alternatif Sungai Ulin-Mataraman Tetap Macet

Suasana arus balik jamaah Haul Sekumpul di Kota Martapura, Kalimantan Selatan, jemaah dihadapkan kemacetan saat arus balik

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid
Suasana arus balik Haul Guru Sekumpul 2025 di ruas jalan Nasional di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar yang berbatasan dengan Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (6/1/2025).  

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU -  Suasana arus balik jamaah Haul Guru Sekumpul 2025 di Kota Martapura, Kalimantan Selatan, Senin (6/1/2025), masih menyisakan berbagai catatan penting bagi pihak terkait. 

Meski telah disediakan jalan alternatif oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui bypass Sungai Ulin-Mataraman, kemacetan tetap menjadi kendala utama bagi jamaah yang kembali ke daerah masing-masing.

Begitu juga Jamaah yang diarahkan melewati jalur Simpang Empat Bypass Mali-Mali menuju Desa Gunung Ulin, Kecamatan Mataraman, hingga Desa Mangkalawat dihadapkan pada perjalanan yang tak hanya panjang tetapi juga penuh tantangan. 

Di sepanjang jalur ini, pemandangan bukit yang ditumbuhi pohon kelapa sawit memang memanjakan mata. Namun, situasi berubah ketika tiba di Desa Mangkalawat, di mana jamaah harus melintasi jembatan gantung untuk mencapai jalan A Yani.

Baca juga: Usai Haul Guru Sekumpul 2025, Ribuan Jamaah Silih Berganti Ziarahi Makam Datu Kelampaian

Baca juga: Dinkes Kalsel Tangani Ratusan Jemaah di Haul Guru Sekumpul, Posko Kesehatan Siaga Hingga Arus Balik

Kemacetan parah terjadi di beberapa titik. Salah satu lokasi paling kritis adalah jalan nasional dekat underpass PT Talenta, tempat pengendara mobil enggan antre dan memanfaatkan jalur kanan yang semestinya diperuntukkan bagi kendaraan roda dua.

Meski jalur kanan biasanya sepi dari kendaraan besar, kecuali truk pengangkut bahan bakar minyak, situasi ini menambah panjang antrean.

Haris, seorang jamaah asal Kabupaten Balangan, mengungkapkan pengalamannya saat terjebak kemacetan di Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar. 

"Macetnya parah sekali, terutama di Astambul. Saya juga terhambat di Kecamatan Mataraman dan Simpang Empat," ujarnya.

Namun, setelah melewati pintu gerbang batas wilayah Kabupaten Banjar dan Tapin di Desa Tungkap, Kecamatan Binuang, perjalanan Haris terasa lebih lega. 

"Setelah masuk wilayah Tapin, alhamdulillah tidak terlalu macet. Saya bisa lebih santai," tambahnya.

Meskipun upaya Pemerintah Kabupaten Banjar dan relawan dalam mengarahkan jamaah ke jalur alternatif patut diapresiasi, rekayasa lalu lintas di tiga titik utama—Kecamatan Astambul, Kecamatan Mataraman, dan Kecamatan Simpang Empat—masih menyisakan pekerjaan rumah besar.

Tiga lokasi ini selalu menjadi langganan macet setiap kali momen Haul Sekumpul berlangsung. Meski sudah dibangun bypass Sungai Ulin-Mataraman, efektivitasnya masih dipertanyakan karena jamaah tetap harus menghadapi kemacetan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan yang ada belum sepenuhnya mampu menampung lonjakan volume kendaraan yang luar biasa selama acara tahunan tersebut. 

Pemerintah Daerah setempag diharapkan dapat menyelesaikan PR besar ini agar ke depannya jamaah dapat melaksanakan perjalanan dengan lebih nyaman.

Momen Haul Sekumpul yang rutin digelar setiap tahun menjadi ajang evaluasi bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Tidak hanya soal jalan alternatif, tetapi juga pentingnya pengaturan lalu lintas yang lebih matang dan koordinasi lintas instansi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved