Berita Batola

1.700 Hektare Padi di Kalsel Terdampak Banjir, Dinas PKP Janji Usulkan Bantuan untuk Petani

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kalsel, mencatat lebih dari 1.000 hektar lahan pertanian terdampak banjir

Penulis: Frans Rumbon | Editor: Hari Widodo
Istimewa
TENGGELAM - Kondisi persawahan di wilayah Kecamatan Kurau yang tenggelam, 3 Januari lalu. Sejak Rabu kemarin genangan kembali meninggi setelah sebelumnya sempat surut. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN -  Banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak hanya menyebabkan permukiman warga terendam. Namun,  lahan pertanian pun turut terdampak.

Bahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kalsel, mencatat lebih dari 1.000 hektar lahan pertanian terdampak banjir.

Kepala Dinas PKP Kalsel, Syamsir Rahman membeberkan lebih dari 1.000 hektar lahan pertanian yang terdampak tersebut, bahkan di antaranya adalah yang sudah siap memasuki masa panen.

"Untuk lahan yang terdampak banjir, yang sudah tanam ada sekitar 1.700 hektar. Ada yang sudah ditanam sekitar setengah bulan namun terendam, dan ada juga yang sekitar satu bulan lagi siap panen," katanya.

Baca juga: Ramainya Warga Berburu Ikan di Tengah Genangan Air Banjir di Desa Keramat Tapin Utara

Baca juga: Banjir di Kapuas Rendam Rumah Hingga Sisakan Atap, BPBD Evakuasi Puluhan Warga

Syamsir Rahman menambahkan bahwa tidak kalah penting, yang juga terdampak adalah areal persemaian milik petani juga terdampak.

"Areal persemaian milik para petani juga ikut terdampak," terangnya saat hadir dalam penyerahan bantuan di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola baru-baru ini.

Terkait kondisi ini pula, Syamsir Rahman menerangkan pihaknya pun mengusulkan agar para petani bisa mendapatkan bantuan nantinya.

Bahkan Syamsir mengaku akan melaporkannya ke Gubernur Kalsel agar bisa dibantu melalui dana yang bersumber dari APBD.

Baca juga: 195 Desa di Batola Terdampak Banjir Rob, Kecamatan Jejangkit dan Mandastana Terparah

Dan bantuan untuk semaian petani terdampak banjir ini dijelaskan juga oleh Syamsir sangatlah penting.

"Karena kalau semaiannya mati, usaha petani saat air sudah surut sudah tidak ada lagi. Jadi perlu dibantu agar mereka bisa menanam semaiannya.  Kemudian di sisi lain juga untuk menjaga produktifitas pertanian di Kalsel," pungkasnya.(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved