Berita HST

Jalan Tanggul Desa Masiraan HST Jebol, Warga Gotong Royong Bangun Jembatan Penyeberangan Darurat

Saat ini jalan tanggul di Desa Masiraan Kabupaten Hulu Sungai Tengah jebol, untuk ini warga langsung bergotong royong lakukan perbaikan

Penulis: Hanani | Editor: Irfani Rahman
Foto Sekdes Masiraan untuk Banjarmasin post
GOTONG ROYONG - Warga Gotong royong membangun jembatan darurat, agar bagian atas tanggul yang jebol kembali tersambung dan bisa dijadikan jalan alternatif ke luar desa. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI- Akibat tanggul jebol, akses jalan di atas tanggul di Desa Masiraan, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, terputus.

Warga pun telah melakukan solusi bersama dengan membangun jembatan terbuat dari batang kelapa agar jalan tersebut terhubung lagi.

Sekretaris Desa Masiraan, Suhaili, kepada banjarmasinpost.co.id. Jumat (7/2/2025) mengatakan, gotong royong dilakukan 30 Januari lalu, setelah tanggul jebol pada 28 Januari 2025. 

‘Alhamdulillah sudah diatsi dengan jembatan penyeberangan darurat, dibangu di atas tanggul yang jebol menggunakan batang kelapa,”ujarnya.

Dijelaskan, jebolnya tanggul peninggalan Belanda itu, akibat hujan intens pada Januari lalu, yang membuat  tanahnya labil dan des aitu kebanjiran. Padahal tanggul yang selama iini dijadikan jalan alternatif itu sangat penting bagi warga. 

Baca juga: Calon TKI Ilegal Asal HST Dipulangkan ke Kalsel, Dimingi Gaji Rp6Juta Bekerja di Luar Negeri

Baca juga: Kuota Haji HST 300 Orang, 12 Orang Lansia, Ini Biaya Pelunasan yang Dibayar Jemaah Haji Reguler 2025

Selain sebagai akses jalan alternatif ke Banua Kupang. Tanggul jebol  itu membentang dari Desa Jaranihke Desa Masiraan Rt 02 sepanjang 2 kilometer.

“Dampak tanggul jebol itu, saat debit air sungai tinggi, imbasnya sawah di des aitu kebanjiran , bahkan luapan airnya sampai ke Banua Kupang dan Rantau Kaminting,”kata Suhaili. 

Selain menjadi jalan alternatif, bagian atas tanggung juga digunakan warga sebagai tempat mengungsikan barang berharga seperti sepeda motor jika terjadi banjir.

“Bahkan juga menjadi tempat pengungsian warga yang rumahnya terendam parah,”ungkap Samsudin, warga Masairaan lainnya. 

Lebar tanggul sendiri sekitar 6 meter, namun jalan di atasnya sempit karena ditumbuhi rumput liar. Warga pu berharap, tanggul jebol itu agar ditutup kembali, atau dibikinkan jembatan yang layak.

“Untuk solusinya, bisa ditutup kembali dengan tanah, ataupun dibangunkan jembatan, sebagai akses jalan penghubung ke luar desa di saat banjir,”ketanya.

Disebutkan, untuk jalan desa, saat ini memang tidak terrendam banjir lagi.  NAmun, sebagai daerah langganana banjir, dipastikan hampir tiap hatun, desa beserta infrastruktur jalannya tegenang air, sampai satu bulanan, sehingga tanggul itu tetap dibutuhkan.

(banjarmasinpost.co.id/hanani)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved