Berita Banjarmasin

Rokhyat tentang Lukisan Tikus dalam Garuda, Akan Dipamerkan Lagi setelah 'Diamankan'

“Tikus dalam Garuda,” adalah lukisan karya Rokhyat yang membuatnya mendadak jadi sorotan, sempat terpajang dengan megah di Banjarmasin

|
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Rahmadhani
Banjarmasin Post/Rifki Soelaiman
PAMERKAN LAGI - Rokhyat saat berfoto dengan hasil karya lukisannya yang memiliki detail unik khas dirinya, Minggu (23/2/2025) di Badri Gallery, Banjarmasin. Rokhyat menyebut akan kembali memamerkan lukisan 'Tikus dalam Garuda'. 

Tikus dalam lukisan itu mengenakan armor atau pakaian perang berbentuk garuda. Rokhyat mengaku terinspirasi dari anime Battle Through the Heavens, di mana seorang karakter bernama Xiao Yan mengenakan sayap dan baju zirah yang gagah. Dari sanalah ia mulai berandai-andai.

“Ada seseorang yang merasa sakit hati dan dilecehkan. Suatu saat, ia ingin terlihat gagah. Maka, ia mengenakan sesuatu yang dianggap gagah,” jelasnya. 

“Kalau saya bukan pelukisnya, mungkin saya juga akan menafsirkan seperti itu. Tapi, ya terserah kalian mau melihatnya bagaimana,” tambahnya. 

Kurator Badri sendiri punya pandangan berbeda. Baginya, garuda dalam lukisan ini tetap terlihat gagah. Bahkan, ia justru menyoroti warna putih yang digunakan pada armor tikus. “Biasanya kalau menggambarkan tokoh jahat, warna yang dipilih hitam. Ini justru putih. Tafsirnya bisa macam-macam,” ujarnya.

Sebagai seniman, Rokhyat tak mau karyanya dipandang hanya sebagai sensasi semata. Ia dan Badri sepakat bahwa pameran ini harus tetap berpegang pada marwah seni rupa. “Kami tidak mengundang siapa pun, karena yang memanggil orang adalah karyanya sendiri,” kata Badri.

Di pameran ini, ada 16 karya yang dipajang, diambil dari perjalanan panjang Rokhyat selama 20 tahun, sejak 2004 hingga 2024. Beberapa di antaranya adalah Panen Raya, Petarung Terakhir, dan Cupang. Namun, di luar dugaan, justru lukisan Anting Nini yang menarik perhatian banyak pengunjung.

Antusiasme terhadap pameran ini tak main-main. Setiap hari, sekitar 50 orang datang, bahkan ada yang mengaku dari Solo dan Makassar dan hendak melihat karya-karya Rokhyat. Jika ditotal sejak pameran dibuka, jumlah pengunjung sudah mencapai lebih dari 1.000 orang.

“Pak Rokhyat ini seniman sakti. Dia bisa realis, abstrak, dekoratif, apa saja,” ucap Badri. 

Tawaran untuk membeli Tikus Dalam Garuda sudah berdatangan. Tapi, Rokhyat tak bergeming. “Maaf, saya masih tidak ingin menjualnya. Biarlah untuk dinikmati,” katanya. 

Namun, ia tak menampik bahwa viralnya lukisan ini berdampak besar bagi karya-karyanya yang lain. “Sampai ada yang minta simpan lukisannya, macam-macam lah,” sambung Rokhyat seraya tertawa.

Baginya, seni adalah perjalanan panjang, bukan sekadar soal sensasi sesaat. Di tengah pro-kontra yang beredar, Rokhyat tetap melangkah di jalannya sendiri, membiarkan kuas dan kanvasnya berbicara, sementara ia terus mengalir seperti sungai yang membentuknya.

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved