Ramadan 2025

Bacaan Niat dan Panduan Mandi Padusan Jelang Puasa Ramadhan 2025, Simak Paparan 2 Ustadz Berikut

Berikut bacaan Niat Mandi Padusan atau Mandi Wajib atau Mandi Keramas atau Mandi Puasa Ramadhan yang kerap dilakukan sebagian umat Islam.

Editor: Mariana
Kompas.com
Lafaz Niat dan Panduan Mandi Keramas Puasa Ramadhan 2025, Hukum Padusan Dijelaskan 2 Ustadz. 

Kedua, kalau sudah berhubungan suami istri yang kedua adalah ketika keluar mani baik karena yang lainnya pokoknya kalau keluar mani itu harus mandi besar. Kalau dia mau melaksanakan ibadah yang butuh kepada syarat harus suci dari hadas.

Kemudian yang ketiga adalah haid bagi wanita selesai haid kalau mau melaksanakan salat misalnya mandi besar.

Lalu, nifas. Itu harus setelah beres nifas harus mandi besar juga.

Yang kelima, wiladah atau setelah melahirkan. Jadi kalau ada ibu setelah melahirkan dan keuntungan dianggap salat maka dia harus mandi besar dulu.

Dan yang terakhir adalah kematian. Jadi kalau orang meninggal itu bukan mandi sendiri tetapi harus dimandikan.

Lalu bagaimana penjelasan hukumnya?

Ustadz Galih Maulana Lc kembali menjelaskan bahwa memang iya yang terdapat pada kitab-kitab beberapa ulama Syafi'i menyebutkan dia ntara mandi yang sunnah itu adalah mandi setiap malam di ramadhan.

Hal seperti itu ditulis dalam kitab I'anatut Tholibin.

Di situ di sebutkan di antara jenis-jenis mandi yang sunnah adalah mandi pada setiap malam bulan Ramadhan.

Jadi, kalau malam itu kan batasnya setelah maghrib jadi ketika kita masuk Ramadhan dimulai setelah maghrib dilakukan mandi.

Tapi ini bukan wajib tapi hukumnya Sunnah ini dikutip di kitab I'anatut Tholibin dan kitab-kitab lainnya.

Dalam kitab beberapa ulama Syafi'iyah disebutkan diantara mandi yang sunnah adalah mandi setiap malam bulan Ramadhan.

Jadi kalau pertanyaannya Apakah wajib mandi atau mandi keramas sebelum masuk bulan Ramadan, jawabannya tidak. Mandi wajib atau keramas tidak dan yang sunnah itu di setiap malam pada bulan Ramadhan.

Sementara, Ustadz M Abduh Tuasikal juga memberikan penjelasan.

Ini dikutip dari kanal YouTube Pustaka Sunnah, dengan judul "Mandi Untuk Puasa/Mandi Untuk Hari Raya/Ustadz M. Abduh Tuasikal", dirilis 23 April 2020.

"Perlu kita pahami bahwa mandi besar merupakan suatu kewajiban layaknya seperti mandi junub," katanya.

Atau layaknya seperti mandi seorang wanita saat berhenti haid, menstruasi. "Suci dari haid atau nifas," ujarnya.

Nabi pernah berkata pada istrinya, Fatimah binti Abi Hubaisy.

"Jika engkau mendapati haid maka berhentilah sholat, jangan kerjakan shalat. Namun jika haid mu itu berhenti segera cucilah, bersihkanlah."

Cuci atau bersihkan dalam kisah itu adalah melakukan mandi besar atau wajib yang disebut junub.

Setelah semuanya suci maka sholatlah. Ini mengisyaratkan, mandi besar itu ada sebab.

Sedangkan, jika sesuatu hal yang dilakukan tanpa ada sebab, itu adalah keyakinan yang tidak mendasar.

"Kalau melakukan mandi wajib atau bersuci tanpa ada sebab merupakan keyakinan tanpa dasar, " kata Abduh Tuasikal.

Maka tugas kita adalah, tambahnya lagi, untuk meluruskan pemahaman yang tidak berdasar tersebut.

"Mandi besar, mandi wajib masuk Ramadhan adalah penafsiran salah karena tanpa sebab," Jelasnya.

Berkaitan dengan memasuki puasa Ramadhan yang harus dilakukan adalah membekali diri dengan ilmu.

"Membekali dengan pemahaman selama melaksanakan puasa Ramadhan. Dan yang lebih penting kuatkan tekad beribadah, termasuk bulan Ramadhan,"imbuhnya.

Inilah yang lebih penting membekali diri sebelum memasuki puasa Ramadhan.

(Banjarmasinpost.co.id)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved