Sport

Cabor O2SN 2025 Dipangkas, Guru dan Atlet di Kalimantan Selatan Kecewa

Keputusan pengurangan cabang olahraga (cabor) di O2SN 2025 menuai kekecewaan di kalangan guru olahraga dan atlet pelajar Kalsel

|
Istimewa
Renang - Narendra saat ikuti O2SN saat ikut lomba renang tahun 2023 saat dirinya SMP dan juara 3 gaya kupu-kupu. 

Sheriil tetap berlatih secara mandiri meskipun belum ada kejelasan mengenai O2SN.

"Latihan tetap jalan, saya lari 5 km setiap hari dan latihan fisik seperti push-up dan sit-up. Tapi kalau tidak ada event, semangat pasti berbeda," katanya.

Sementara itu, Legardos Billindik Martireso, atlet atletik dari SMA Negeri 3 Banjarbaru, memilih fokus pada ajang lain.

"Saya mempersiapkan diri untuk Kejurprov Atletik di bulan April dan Popda di bulan Mei. Kalau O2SN Atletik tidak dipertandingkan, saya tidak masalah, karena Popda masih ada dan target saya adalah Popnas," katanya.

Hingga saat ini, belum ada kepastian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Selatan terkait perubahan cabor O2SN. 

Wakil Ketua Umum Peningkatan Prestasi KONI Kalsel, Gusti Perdana Kusuma, mengatakan pihaknya masih menunggu kejelasan dari pusat.

"Belum ada informasi resmi yang sampai ke kami," ujarnya singkat.

Hal serupa disampaikan Kartini Sulaiman, Kepala Seksi Kesiswaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel.

"Petunjuk teknis (juknis) O2SN 2025 masih belum diterbitkan. Informasi dari BPTI, kemungkinan minggu depan juknis akan keluar," katanya, Sabtu (15/3/2025) kemarin.

Dari informasi yang dihimpun, perubahan jumlah cabor O2SN terjadi di semua jenjang pendidikan. 

Tingkat SD hanya mempertandingkan Pencak Silat, Karate, dan Senam, sementara Atletik Kids, Bulutangkis, dan Renang dihapus. 

Di tingkat SMP, hanya Pencak Silat dan Karate yang dipertandingkan, sementara Senam ditiadakan. 

Sedangkan di tingkat SMA/SMK, hanya Pencak Silat dan Karate yang akan berlaga di tingkat nasional.

Ironisnya, cabang olahraga di pendidikan khusus justru mengalami penambahan, dengan Atletik, Bocce, Bulutangkis, dan Tenis Meja kini dipertandingkan.

Banyak guru dan atlet berharap agar kebijakan ini dapat dikaji ulang untuk tahun-tahun mendatang.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved