Nasional

Motif Rafi Bunuh Pacar dan Setahun Simpan Kerangkanya: Pisahkan Dagingnya, Cuci Tulang Pakai Sabun

Warga Sleman, Yogyakarta digegerkan dengan kasus seorang pria yang menyimpan kerangka mayat pacarnya, apa motifnya? inilah motifnya

Editor: Rahmadhani
Dok Humas Polres Bantul
OLAH TKP - Polisi melakukan olah TKP kasus dugaan pembunuhan pacar di Sabdodadi, Bantul, Kamis (20/3/2025) malam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Warga Sleman, Yogyakarta digegerkan dengan kasus seorang pria yang menyimpan kerangka mayat pacarnya.

Mayat disimpan di sebuah kamar kontrakan setelah pelaku mencekiknya hingga tewas.

Namun setelahnya tulang belulang korban dipindahkan. Pelaku juga sempat mencuci tulang tersebut dengan sabun.

Pelaku adalah Rafy Ramadhan (24), warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul. 

Sedangkan korban adalah Enggal Dika Puspita (23), warga Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. 

Pada konferensi pers yang digelar Polres Bantul, pelaku mengaku spontan saat melakukan aksinya.

"Jadi, selama lima tahun menjalin hubungan/pacaran memang seperti hubungan biasa. Tetapi, semakin lama temperamen dan emosional korban semakin terlihat dan saya beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik," ungkap pelaku Rafy saat dihadirkan dalam Jumpa Pers di lobby Polres Bantul, Selasa (25/3/2025).

Pelaku pun mengaku tidak kuat dengan temperamen korban.

Baca juga: Kronologi Brigadir Ade Kurniawan Polisi Polda Jateng Tersangka Diduga Habisi Bayi Usia 2 Bulan

Baca juga: Beraksi Saat Waktu Tarawih, Pria Bertopeng di Nunukan Kaltara Todong Pisau dan Gondol Uang Rp27 Juta

Pelaku dan korban ternyata sudah tinggal bareng selama lima tahun terakhir, namun belum menikah.

Lalu, pelaku sempat mencoba kabur dari korban, namun pelaku tetap ditemukan oleh korban.

"Seberapa jauh saya kabur, pasti ditemukan. Itu (saat korban masih hidup, pelaku kabur dari korban) supaya ya tidak terjadi hal-hal seperti itu (pembunuhan). Tapi, karena sudah terlanjur pecah emosi saya, waktu itu ya memang sudah terjadi," ujar pelaku.

Di sisi lain, ia mengaku bersalah dan menyesal dengan korban. Bahkan, ia masih memiliki rasa sayang terhadap korban. 

Ia pun mengaku bahwa seharusnya semua masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara baik.

"(Waktu dicekik korban sempat minta maaf) tapi saya lanjutkan (mencekik) karena emosi saya masih meluap-luap di situ. Jadi, saya tidak bisa berpikir jernih yang ada cuma melampiaskan emosi saya tapi malah sampai begitu (meninggal dunia)," papar dia.

Ia pun menceritakan bagaimana korban akhirnya bisa menjadi kerangka. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved