Berita Viral

Padahal 15 Tahun Diasuh Usai Orangtua Tiada, Ponakan Tega Bunuh Bibinya, Kesal Disuruh Cuci Piring

Padahal 15 tahun diasuh setelah orangtuanya tiada, pria berinisial RF (28) malah nekat membunuh bibi kandungnya berinisial EL (59).

Editor: Murhan
KOMPAS.com / Ramdhan Triyadi Bempah
CUCI PIRING - Petugas polisi saat mengamankan pelaku pembunuhan di Bogor, Jawa Barat, Senin (7/4/2025). Pelaku merupakan keponakan yang nekat bunuh bibinya akibat kesal disuruh cuci piring. Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Telanjur Kesal Tak Mau Disuruh Cuci Piring, Keponakan Nekat Habisi Nyawa Tante, Sempat Diciprati Air, https://jatim.tribunnews.com/2025/04/07/telanjur-kesal-tak-mau-disuruh-cuci-piring-keponakan-nekat-habisi-nyawa-tante-sempat-diciprati-air?page=all#goog_rewarded. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Padahal 15 tahun diasuh setelah orangtuanya tiada, pria berinisial RF (28) malah nekat membunuh bibi kandungnya berinisial EL (59).

Penyebabnya sepele, berawal dari suruhan agar mencuci piring.

Nah, peristiwa keji itu terjadi di Bogor, Jawa Barat.

Ternyata, RF nekat menghilangkan nyawa bibinya karena sakit hati.

Menurut polisi, EL dibunuh setelah menyuruh pelaku untuk mencuci piring.

"Tantenya (korban) minta kepada pelaku buat cuci piring. Terus terjadi cekcok. Korban sempat menyipratkan air keran ke wajah pelaku," ungkap Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Rizaldi, di Mapolresta Bogor Kota, Senin (7/4/2025).

Baca juga: Awalnya Bayar Rp66 Ribu, Pelanggan Syok Tagihan Listrik Melonjak Rp1,36 Juta, Intip Tarif PLN Kini

Kesal dengan EL, RF mulanya melempar spons cuci piring ke arah korban.

Pelaku lalu memukul wajah EL secara bertubi-tubi hingga korban tak bernyawa. 

Aji menyebut, hubungan antara korban dengan pelaku memang tidak terlalu akur.

Pelaku adalah seorang yatim piatu.

Ia diasuh dan tinggal bersama korban sejak usia 15 tahun.

Selama 13 tahun tinggal bersama, keduanya kerap berselisih paham.

Menurut pengakuan RF, ia sering dilarang oleh tantenya untuk keluar rumah ataupun kumpul bersama teman-temannya.

"Yang bersangkutan (pelaku) ini sering dilarang oleh tantenya. Tersangka ini lalu kesal, sakit hati, merasa terkekang," kata Aji. 

"Kejadian cekcok yang terakhir ini bentuk akumulasi kekesalannya. Hal ini terlihat dari tindakan pelaku terhadap korban," imbuhnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved