Perusahaan dan Pemda Kolaborasi Lakukan Program Percepatan Penurunan Stunting di Tabalong

Oleh karena itu, pendekatan komprehensif dan berkelanjutan seperti yang dilakukan dalam program ini sangat dibutuhkan untuk memberikan dampak yang nyata dan jangka panjang.

Wabup juga menyampaikan, seiring dengan berakhirnya masa pelaksanaan program ini, momen evaluasi menjadi sangat penting. Evaluasi bukan hanya untuk mengetahui sejauh mana capaian yang telah diraih, tetapi juga untuk melihat tantangan dan kekurangan yang perlu diperbaiki ke depan.

"Hasil evaluasi ini harus menjadi bahan refleksi sekaligus rujukan dalam menyusun strategi lanjutan," ujarnya.

Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Tabalong mengalami penurunan drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan e-PPGBM, pada 2019 prevalensi stunting sebesar 17,65 persen, tahun 2020 sebesar 11,51 persen, tahun 2021 sebesar 8,88 persen, tahun 2022 sebesar 7,89 persen, tahun 2023 sebesar 7,46 persen dan hingga saat ini turun menjadi 7,49 persen.

Namun demikian, berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting pada tahun 2023 di Kabupaten Tabalong masih berada di angka 18,1 persen. Angka ini masih di atas target nasional sebesar 14 persen, sehingga masih perlu perhatian dan kerja keras bersama untuk mencapainya.

Untuk itu, Wabup berharap hasil program ini tidak berhenti di sini, tetapi dapat terus diintegrasikan ke dalam kebijakan dan program daerah agar upaya percepatan penurunan stunting dapat terus dilanjutkan dan diperkuat.

"Keberlanjutan menjadi kunci, dan hal ini hanya bisa terwujud jika seluruh elemen terus bersinergi," ujarnya. (AOL)