YABN

Perusahaan dan Pemda Kolaborasi Lakukan Program Percepatan Penurunan Stunting di Tabalong

Program Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Tabalong yang diinisiasi PT Adaro Indonesia, PT Saptaindra Sejati site ADMO,

Penulis: Dony Usman | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/donyusman)
FOTO BERSAMA-Foto bersama dengan tangan melambangkan zero stunting dilakukan Wabup Tabalong Habib Muhammad Taufani Alkaf dengan stakeholder untuk pemaparan hasil implementasi dan evaluasi program tersebut. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Program Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Tabalong yang diinisiasi PT Adaro Indonesia, PT Saptaindra Sejati site ADMO, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, PT Putra Perkasa Abadi, dan Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN) telah memasuki akhir pelaksanaan.

Pertemuan stakeholder untuk pemaparan hasil implementasi dan evaluasi program tersebut digelar, Senin (30/6/2025) pagi, di Gedung H Ining, Pembataan, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalsel.

Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Tabalong, Habib Muhhamad Taufani Alkaf, Plt Kadinkes Tabalong Husin Ansari, perwakilan perusahaaan, YABN, Rumah Zakat, pihak kecamatan, puskesmas, kepala desa, lurah dan juga beberapa instansi terkait lainnya.

Mewakili pihak perusahaan yang terlibat dalam program, Arif Ahmad Fauzi dari PT PPA menyampaikan bahwa stunting bukan hanya urusan gizi tetapi menyangkut masa depan anak. Pasalnya, anak-anak yang stunting berisiko lebih tinggi mengalami hambatan tumbuh kembang, kesulitan belajar hingga menurunnya produktivitas saat dewasa.

SAMBUTAN-Wabup Tabalong Habib Muhammad Taufani Alk1
SAMBUTAN-Wabup Tabalong Habib Muhammad Taufani Alkaf saat sampaikan sambutan di acara Pertemuan stakeholder untuk pemaparan hasil implementasi dan evaluasi program tersebut digelar, Senin (30_6_2025) pagi.

"Ini merupakan tantangan jangka panjang yang harus sama-sama dihadapi," ujarnya.

Di Kabupaten Tabalong telah dilakukan berbagai upaya, baik dari pemerintah daerah melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting dan juga melibatkan perusahaan swasta dalam hal ini CSR. Secara bersama-sama melakukan intervensi spesifik, mulai dari pemenuhan gizi ibu hamil dan balita, hingga intervensi sensitif seperti akses air bersih, sanitasi serta edukasi kepada masyarakat.

Dalam lakukan percepatan ini, lanjutnya, tentu harus memerlukan sinergi yang lebih kuat, bukan hanya tugas pemerintah daerah saja melalui dinas kesehatan. Tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha di Tabalong melalui program CSR, perguruan tinggi dan juga tokoh masyarakat.

Disampaikannya juga, pada program percepatan penurunan stunting ini menyasar 511 anak balita dan 23 ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) di 30 Desa 10 Kecamatan yang ada di Tabalong.

PERWAKILAN-Perwakilan perusahaan sampaikan laporan s
PERWAKILAN-Perwakilan perusahaan sampaikan laporan saat digelarnya Pertemuan stakeholder untuk pemaparan hasil implementasi dan evaluasi program tersebut digelar, Senin (30_6_2025) pagi, di Gedung H Ining

Melalui program monitoring dengan wawancara mendalam, FGD pada saat pertemuan pelaku teknis serta triangulasi data yang meliputi bidan desa, perangkat desa dan fasilitator, terjadi penurunan terhadap sasaran di Tabalong.

"Sampai saat ini kondisi pantauan sasaran balita di Tabalong alami penurunan 3,58 persen dan juga perbaikan status KEK berdasarkan lingkar lengan atas sebesar 50 persen," katanya.

Sementara itu, Riska Fitriani selaku PIC Program Percepatan Penurunan Stunting YABN menjelaskan bahwa pendekatan program ini menekankan pada keterlibatan aktif masyarakat dan pendampingan langsung di lapangan.

"Kami tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga memastikan edukasi dan perubahan perilaku terjadi di tingkat rumah tangga melalui kader desa dan pemantauan rutin. Data menjadi dasar utama dalam menyesuaikan intervensi yang tepat sasaran," ungkapnya.

Terpisah, Wabup Tabalong Habib Muhammad Taufani Alkaf mengatakan, program ini menjadi contoh nyata bagaimana sektor swasta dapat berperan aktif dalam memperkuat pembangunan kesehatan masyarakat, khususnya dalam isu penting seperti stunting.

Kolaborasi lintas sektor yang terjalin sejauh ini telah memberikan hasil yang positif dan patut untuk terus dilanjutkan.

"Stunting bukan hanya persoalan gizi semata, tetapi juga terkait erat dengan pola asuh, sanitasi lingkungan, akses layanan kesehatan, dan edukasi masyarakat," katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved