MBG di Kalsel

Sisa Makanan Bergizi Gratis di Kotabaru Akan Dijual ke Peternak, Ada Siswa Tak Suka Menu MBG

Di Kabupaten Kotabaru Kalsel, sisa makanan bergizi gratis rencananya akan dijual ke peternak, terungkap juga ada siswa tak suka menu MBG

Editor: Irfani Rahman
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri).
MAKAN BERGIZI GRATIS-Siswa dua sekolah SDN di Kabupaten Kotabaru mulai terima program MBG dengan mendapatkan takjil saat bulan puasa, Selasa (18/3/2025) lalu 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Sejak diuji coba pada Januari 2025, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kotabaru terus menyasar banyak sekolah. Di Kecamatan Pulau Laut Utara saja, ada 17 sekolah penerima, mulai dari TK hingga SMA sederajat, dengan jumlah siswa  mencapai 2.826.

Asisten Lapangan, Pemeliharaan dan Pengantaran, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Semayap (Hafiji), Jaini Rahman, mengatakan sejauh ini pelaksanaan terbilang lancar. Baik penyediaan, penyajian, pendistribusian, hingga kembali membawa perabot dan makanan sisa ke dapur.

Mengenai sisa makanan yang dibawa kembali ke dapur, Jaini menjelaskan karena ada siswa yang tidak suka hingga tidak menyantap menu yang disuguhkan. Sisa makanan tidak serta merta dibuang. "Kami melakukan penjajakan, sisa makanan, bekas potongan sayur dan lainnya bisa dijual kepada peternak untuk dijadikan pakan," kata Jaini.

Begitu pula bahan lainnya, seperti minyak jelantah, kardus dan piring telur, yang telah ada pembelinya. Jaini menyatakan uang hasil penjualan digunakan untuk membiayai operasional.

Mengenai menu yang tidak habis dimakan siswa, Jaini memastikan pihaknya selalu mengevaluasi, sehingga mengetahui apa yang disukai anak-anak. "Rata-rata mereka suka lauk ayam," sebutnya.

Baca juga: Korupsi, Es Melon dan Dewa-Dewi

Baca juga: Tak Cukup Benahi Drainase

Di tengah percepatan program MBG secara nasional, Jaini mengatakan pihaknya mengalami kendala pemenuhan bahan terutama sayur dan beras. Untuk sayur, dikarenakan minim petani di Kotabaru. Apapun beras harus menyesuaikan standar nasional. Terlebih SPPG diawasi Semayap juga diawasi Kodim 1004 Kotabaru.

Terpisah, Kepala SDN 3 Semayap, Hawadis, menilai pemenuhan MBG untuk 66 muridnya berjalan lancar. "Alhamdulillah lancar-lancar saja. Bahkan sekolah kami termasuk yang pertama sebagai penerima," ujarnya.

Sementara itu, Rasyid, murid SDN 2 Semayap, mengaku senang mendapat makan siang gratis. 

Namun siswa kelas empat ini mengaku kadang tidak habis memakannya karena kurang suka menu atau lauknya saja. "Kalau telur kurang suka, tapi kalau ayam biasa habis," ucapnya.

Menu MBG memang harus diperhatikan. Di Kalimantan Tengah, banyak siswa yang tidak habis atau mau memakannya.

“Pelaksanaannya masih menghadapi tantangan, seperti tingginya angka sisa makanan hingga 60 persen karena perbedaan selera,” ungkap Asisten Sekretariat Daerah (Setda) Kalteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Herson B Aden saat rapat evaluasi dengan SPPG di Ruang Rapat Bajakah Utama, Kantor Gubernur, Palangkaraya, Kamis (21/8).

Selain TNI, MBG digerakkan Polri. Kamis, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo meresmikan dua gedung SPPG Polda Kalsel dan groundbreaking gedung 10 SPPG di Polres. Kapolri berharap pembangunan gedung SPPG di Polres segera selesai dan beroperasi. "Pastikan MBG untuk para penerima manfaat berada dalam kondisi yang higienis dan nyaman,” pesannya

Kapolda Kalsel Irjen Pol Rusyanto Yudha Hermawan merinci SPPG yang siap beroperasi yaitu SPPG Polda Kalsel di Banjarbaru dan SPPG Polres Tanahbumbu. Dua SPPG tahap pembangun fisik yaitu di Polres Tabalong dan Polres Tapin.

Sedangkan 10 SPPG Polres yang mulai dibangun yakni di Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HST), Hulu Sungai Tengah (HST), Balangan, Tanahlaut, Kotabaru dan Baritokuala.

“SPPG Polda Kalsel dan jajaran Polres akan menyalurkan MBG kepada 45.280 siswa yang tersebar di sejumlah kabupaten kota,” ujarnya.

Khusus SPPG Polda Kalsel dijadikan dapur MBG untuk sekolah di Banjarbaru. Fasilitas ini berdiri di lahan 1.250 meter persegi di Jalan Salak Timur, Kelurahan Guntung Paikat, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru. SPPG ini akan menyalurkan paket makanan untuk 13 sekolah.

Sementara Kepala SMPN 5 Banjarbaru Jarot Santosa mengatakan sekolahnya menjadi salah satu sekolah yang bakal menerima MBG dari SPPG Polda Kalsel. Peresmian SPPG Polda Kalsel memberikan harapan kepada siswa. “Sebanyak 988 siswa kami sangat menantikan program ini,” ungkapnya. (tap/riz)

Sayuran Utuh Sampai di Rumah

Pelan namun pasti program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tanahlaut (Tala) mengalir. Cakupannya juga kian luas.

Data dihimpun, Minggu (24/8), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang beroperasi di Tala baru satu yakni di Kawasan Jalan 45, Kelurahan Saranghalang. Namun layanannya telah mencapai kapasitas maksimal yakni 3.500 siswa.

Pengawasan dan pendampingan dilakukan Kodim 1009/Tanah Laut sejak program ini dijalankan pada bulan puasa lalu.

"Ada 12 sekolah yang telah dilayani dapur MBG di Saranghalang. Target 3.500 siswa tercapai sejak Mei 2025," sebut Dandim 1009/Tala Letkol (Inf) Adhy Irawan melalui Petugas Pengawas/Pendamping MBG Pelda Martiman.

Dikatakannya, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) sebagai kepala SPPG selalu berkomunikasi dengan pihak sekolah guna menentukan porsi makanan yang disalurkan tiap hari.

Martiman pun menyampaikan ada tiga dapur MBG baru yang siap operasional yaitu di kawasan Almanar, Karangjawa (dekat simpang PT SUN), dan di belakang Snakma di Desa Panggung Kecamatan Pelaihari. "Jadi, tinggal menunggu instruksi dari Badan Gizi Nasional (BGN)," ujarnya.

Selain itu ada beberapa dapur MBG lain di Kota Pelaihari, yang masih melengkapi sarana prasarana penunjang. Termasuk, dapur MBG baru di kecamatan lain.

Bagaimana hasil pengawasan sejauh ini? "Terlaksana lancar," jawab Martiman.

Mengenai makanan yang tersisa, ia mengakui ada karena tak semua siswa cocok dengan menu yang disajikan. Namun jumlahnya tak banyak.

Ia mengatakan sebagian siswa kurang terbiasa mengonsumsi sayuran sehingga tak dimakan. Padahal sayuran merupakan bagian dari menu yang harus disajikan sebagai pelengkap unsur empat sehat lima sempurna.

Karena itu, lanjut Martiman, pihaknya meminta pihak sekolah memberikan sosialisasi kepada siswa tentang pentingnya mengonsumsi sayuran. "Yang paling disukai itu rata-rata ayam goreng. Tugas kita bersama untuk membiasakan anak-anak makan sayuran juga," sebutnya.

Terpisah, beberapa keluarga siswa di Tala mengakui anaknya kurang suka sayuran. Bahkan kadang menu jatah MBG utuh saat sang anak tiba di rumah.

"Sudah juga dinasihati agar belajar mencoba memakan sayuran berkuah. Tapi ya memang tak gampang, perlu proses, perlu waktu," ucap Mirah, warga Pelaihari.

Ibu rumah tangga ini berharap bagi anak yang sementara ini belum bisa mengonsumsi sayuran, didata. Selanjutnya untuk sementara waktu, ditukar dengan lauk pengganti misal osengan tahu tempe

Secara bertahap dapat ditambah sedikit demi sedikit unsur sayur seperti kacang panjang. Kemudian, secara bertahap sedikit demi sedikit osengan tersebut dibikin lebih basah atau agak berkuah sedikit sehingga lama-lama diharapkan bisa mengonsumsi sayuran. (roy)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved