Sebanyak apapun amalan zahir kita seperti membaca Alquran, bershalawat dan bersedekah akan gugur pahalanya jika menyimpan sifat dengki dan buruk sangka di dalam hati.
“Nabi Muhammad SAW mengilustrasikan sifat dengki itu seperti api membara yang membakar kayu. Itu hadisnya shohih,” tutur KH Syahrani.
Arti dengki itu menurut KH Syahrani sederhana, seperti tidak merasa nyaman orang lain nyaman.
Baca: Usai Kecelakaan Saksi Melihat Setya Novanto Pingsan Dibopong, Tapi Tak Ada Darah dari Tubuhnya
Baca: Hore, Pelaku Pamer Burung di Kayu Tangi Akhirnya Tertangkap, Warganet : Awak Sudah Bau Tanah
Baca: Wartawan Metro TV yang Sopiri Setya Novanto Jadi Tersangka, Ini Kesalahannya
Baca: Masya Allah, 12 Tahun Dikubur, Jenazah Ibunya Masih Utuh dan tak Berbau, Ini Sifatnya Semasa Hidup
Baca: Awalnya Romantis, Nenek 82 Tahun yang Nikahi Remaja Ting Ting Berakhir Tragis, Ini Kisahnya
Semakin orang lain nyaman, justru orang yang dengki itu semakin tidak nyaman.
Dia merasa nyaman jika orang lain itu mendapatkan sesuatu yang tidak nyaman.
“Itulah ilustrasi sederhananya memahami rasa dengki dalam diri kita. Akhir zaman seperti saat ini penyakit dengki inilah yang mendominasi sifat manusia. Akhirnya timbul sikut menyikut, fitnah memfitnah,” jelasnya..
Sifat dengki ini lanjut dia, jika tetap dipelihara akan membawa lagi sifat buruk sangka. Berawal dari sifat dengki itu akan membawa sifat buruk sangka karena pengaman orang lainnya itu disangka jelek.
“Hati-hatilah menjaga hati dari penyakit hati seperti dengki dan buruk sangka ini,” tutp KH Syahrani.
(Banjarmasinpost.co.id/mukhtar wahid)