BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - KEBERADAAN terminal, menurut Wakil Organda Kota Banjarbaru, Alvin, bisa menambah Pendapatan Asli Dareah (PAD) Kota Banjarbaru.
Sekali angkot masuk, maka akan bayar minimal Rp 500 atau Rp 1.000.
Terlebih menambah PAD bagi Kota Banjarbaru.
Biasanya, para sopir senang ngetem di beberapa lokasi, di antaranya di Bundaran Besar dekat pos polisi, tepi Jalan A Yani di depan Sub Terminal Pasar Bauntung, tepi Jalan A Yani, depan jalan masuk SMPN 1 Banjarbaru, tepi Jalan A Yani di depan Taman Van Der Pijl, termasuk di sekitar Bundaran Lianganggang.
Baca: Jawaban Nagita Slavina Tentang Perceraian dengan Raffi Ahmad Sambil Menghela Nafas Harus Dijalanin
Baca: Ustaz Somad Ungkap Hal Mengerikan Tentang Kasus Mirip Roy Kiyoshi, Indigo Harus Diruqyah
Baca: Gila! Juara OSN Diberi Amplop Kosong, Bupati Nunukan Marah dan Tegur Kadis Pendidikan
Menurut Hani Maria, pengamat Tata Kota dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, posisi Kota Banjarbaru sangat erat dengan keberadaan Pemprov Kalsel.
Jadi sebenarnya, posisi terminal di Simpang Empat Kota Banjarbaru itu sudah cukup strategis.
Hanya saja karena punya Pemprov Kalsel, jadi Pemko Banjarbaru tidak bisa leluasa untuk pembangunan terminal lebih jauh.
Menurutnya, lebih baik Pemko Banjarbaru bertahan di terminal Bundaran Simpang Empat karena Banjarbaru sendiri masih bisa bertahan hanya dengan sub-sub terminal.
Baca: Hadiri Pernikahan Raditya Dika, Baju Kondangan Cinta Laura Bikin Tamu Lainnya Salah Fokus!
Terminal utama sudah cocok di Bundaran Simpang Empat tersebut dan posisinya juga mungkin lebih baik jika didukung dengan banyaknya terminal transit.
Sebenarnya, pergerakan angkutan lebih banyak dari terminal Banjarmasin ke arah hulu sungai, Kabupaten Tanahlaut, Kabupaten Tanahbumbu dan sebaliknya.
Sementara, Banjarbaru berada di tengah-tengah.
Baca: Lucinta Luna Dianggap Permainkan Kodrat Perempuan! Aneh, Transgender Kok Simpan Benda Ini