Titik radiannya adalah rasi bintang Perseus.
Baca: Gerhana Bulan Total Super Blood Moon 28 Juli 2018 Nanti, Ini Dampaknya Buatmu Berdasarkan Zodiak
6. 8 Oktober 2018: Hujan Meteor Drakonid
Berbeda dengan Perseid, Drakonid merupakan hujan meteor minor atau berintensitas kecil.
Diperkirakan hanya ada sekitar 10 meteor per jam saat puncaknya.
Hujan meteor yang berasal dari debu yang ditinggalkan oleh komet 21P Giacobini-Zinner ini bisa diamati mulai tengah malam sampai Matahari terbit.
Tahun 2018 akan menjadi tahun yang sangat baik untuk mengamati Drakonid karena tidak akan ada cahaya Bulan yang bisa merusak pertunjukan.
Carilah lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya. Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Drako.
7. 5 November 2018: Hujan Meteor Taurid
Taurid adalah hujan meteor minor yang puncaknya berdurasi panjang.
Walau hanya mampu menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam, hujan meteor yang berasal dari asteroid 2004 TG10 ini bisa diamati mulai 7 September sampai 10 Desember, dengan puncaknya yang terjadi pada malam 5 November.
Tentunya, titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Taurus.
8. 17 November 2018: Hujan Meteor Leonid
Terjadi di awal-awal musim hujan, hujan meteor Leonid tahun ini diperkirakan bakal menghasilkan hingga 15 meteor per jam pada puncaknya.
Uniknya, hujan meteor ini memiliki siklus puncak setiap 33 tahun, di mana ratusan meteor per jam dapat terlihat.
Siklus terakhir Leonid terjadi pada tahun 2001, sehingga kita harus menunggu hingga tahun 2034 untuk melihat Leonid yang muncul ratusan meteor
Nah itulah kira-kira fenomena langit yang terjadi di sisa 2018 selain gerhana bulan total super blood moon.
(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)