Editor: Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID - Lailatul Qadar merupakan malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan. Tak terkecuali bisa terjadi di Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020.
Berikut adalah cara mendapatkan malam Lailatul Qadar pada Ramadhan 1441 H atau Ramadan 2020.
Dalam bahasa Arab, Lalilatul Qadar adalah malam ketetapan.
• DOA Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1441 H dan Keutamaannya Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW
• Kunci Jawaban dan Soal SMP dan SMA Kamis 7 Mei 2020 Materi Belajar dari Rumah TVRI Tidak Ada
Setiap muslim tentu menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar.
Terlebih, malam ini hanya dijumpai setahun sekali.
Di dalam Al Quran digambarkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Quran.
Dilansir dari nahdlatul ulama online (Nu.or.id) dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir bulan Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Artinya, “Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).
Untuk mendapatkan Lailatul Qadar memang tidak mudah. Karenanya tidak semua orang bisa mendapatkannya. Dibutuhkan usaha keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah terutama pada sepuluh akhir di bulan Ramadhan sebagaimana yang dipraktikan Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan hadits riwayat Muslim.
عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
Artinya, “Dari Aswad dari Aisyah ra ia berkata bahwa Nabi saw meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim).
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya dan membangungnkan keluarganya.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ-أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya, “Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih).