Cara lain, bila anda ingin membagi kue, mintalah ia yang membagi untuk anggota keluarga yang ada, buatkan aturan main, misalnya setelah kue dibagi, masing-masing boleh mengambil bagiannya terlebih dahulu dan anak anda yang membagi mendapat giliran mengambil terakhir.
Cara ini mengajarkan anak bahwa sesuatu harus dibagi. Dengan mendapatkan giliran terakhir ia akan memahami bahwa harus belajar membagi dengan adil, agar dirinya tidak kebagian potongan kue yang paling kecil atau jumlah yang paling sedikit.
Cara lain, ketika bermain di rumah bersama adiknya, didiklah mereka untuk dapat menggunakan satu benda secara bergantian. Misalnya berbagi tempat dan waktu untuk bermain game di komputer.
Orang tua bisa mempersilakan anak yang lebih dahulu memiliki ide bermain game sebagai pengguna pertama.
Gunakan timer atau jam dinding. Saat timer berbunyi atau jarum panjang menunjuk angka yang sudah disepakati sebagai tanda berakhirnya waktu bagi pemain pertama, berikan kesempatan selanjutnya kepada pemain kedua (anak yang lain).
Jangan lupa untuk menjelaskan konsekuensi apa yang akan diterapkan bila terjadi pelanggaran bagi keduanya. Jika pemain pertama tidak mau bergantian, laksanakan konsekuensi yang telah disepakati bersama. Perlahan-lahan, mereka akan memahami konsep berbagi.
Anak-anak pada dasarnya sangat taat aturan sehingga orang tua perlu membuat dan memiliki aturan yang jelas dan konsisten.
Dengan melatih anak sejak kecil untuk berbagi, bersedekah dan membantu sesama, maka diharapkan anak itu akan terbiasa dan tumbuh menjadi orang yang suka berderma.
Baca juga: Tarif Mayang dan Chika si Adik Vanessa Angel Sekali Manggung Terkuak, Bandingkan Bayaran Fuji
Baca juga: Pulang ke Rumah di Gang, Kondisi Ayu Ting Ting Usai Karantina Tuai Komentar Iis Dahlia, Wendy: Sikat
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)