Cap Go Meh
Tujuan Perayaan Cap Go Meh Usai Tahun Baru Imlek, Simak Sejarah, Tradisi, dan Makanan Khasnya
Kini perayaan Cap Go Meh dinantikan setelah sebelumnya Tahun Baru Imlek 2573 pada Selasa (1/2/2022) lalu.
Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kini perayaan Cap Go Meh dinantikan setelah sebelumnya Tahun Baru Imlek 2573 pada Selasa (1/2/2022) lalu.
Setelah merayakan Tahun Baru Imlek, akan ada perayaan yang dinamakan Cap Go Meh bagi orang-orang Tionghoa.
Lalu apa tujuan perayaan Cap Go Meh?
Dikutip dari Bobo, Cap Go Meh merupakan salah satu Bahasa Hokkian yang memiliki arti.
Kata 'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, dan 'Meh' yang memiliki arti 'malam'.
Dari arti tersebut, perayaan Cap Go Meh dilangsungkan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek dalam kalender Tionghoa.
Cap Go Meh juga ada di Tiongkok, namun festival ini disebut Yuan Xiao atau Shang Yuan.
Dalam bahasa Inggris, festival setelah Imlek ini juga dikenal dengan nama Lantern Festival atau Festival Lampion.
Baca juga: Cap Go Meh Identik dengan Imlek, Berikut Resep Kuliner Khas Lontong Semarakkan Imlek 2022
Baca juga: Meriahkan Imlek 2022 di Q Mall Banjarbaru, Atraksi Barongsai Tangkap Angpau Pukau Pengunjung
Tujuan Perayaan Cap Go Meh
Dalam kepercayaan orang Tionghoa, ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan selama Tahun Baru Imlek.
Beberapa hal yang dilarang ini dipercaya bisa menghilangkan keberuntungan atau membawa nasib buruk, seperti membersihkan atau menyapu rumah saat tahun baru Imlek, memotong rambut, dan yang lainnya.
Saat Cap Go Meh, larangan untuk hal-hal di atas akan berakhir. Ini karena tujuan perayaan Cap Go Meh merupakan penanda berakhirnya perayaan Imlek.
Sejarah Perayaan Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh sendiri diperkirakan telah ada sejak 2.000 tahun yang lalu, yaitu pada zaman Dinasti Han di China.
Dalam masa pemerintahan Dinasti Han, biksu Budha diharuskan membawa lentera untuk ritual.