Religi

Hukum Menggabungkan Ayyamul Bidh dengan Puasa Lain, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan 1 Niat Saja

Editor: M.Risman Noor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan tentang menggabungkan puasa Ayyamul Bidh dengan puasa lain.

BANJARMASINPOST.CO.ID - Memasuki Februari 2022 seiring bulan Rajab 1443 H, jangan lupa amalan Ayyamul Bidh.

Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan Ayyamul Bidh bisa digabung dengan puasa lain.

Hal ini dijelaskan oleh ustaz Adi Hidayat dalam video yang diunggah Chanel Indo Singkat Official.

Ustaz Adi Hidayat menjawab pertanyaan terkait menggabungkan niat puasa Syawal dengan puasa Senin Kamis.

Ia menjelaskan jika ada ulama yang membolehkan untuk menggabungkan dua amalan menjadi satu.

Namun ada juga yang memisahkan (2 hal tersebut) lantaran satu niat untuk satu amalan.

Baca juga: Tuntunan Mandi Junub Sesuai Ajaran Rasulullah SAW, Begini Tutorial Ustadz Adi Hidayat

Baca juga: Amalan Puasa Sunnah di Bulan Rajab, Simak Penjelasan Buya Yahya Dipertegas dengan 4 Mazhab

"Tapi ingat, ketika Anda berpindah dari amalan yang lebih tinggi, maka amalan rendah itu akan ikut pahalannya. Misal amalan rendah itu yang setiap saat dilakukan, contoh Senin Kamis. Begitu Anda puasa Senin Kamis Anda mendapati puasa Syawal misalnya, berkaitan puasa Seninnya Anda niatkan Syawalnya, Seninnya otomatis dituliskan pahalanya. Karena Anda kebiasaan melakukan itu" jelas pria 36 tahun tersebut.

"Rumusnya pindahkan amalan yang rendah ke yang tinggi, begitu megerjakan yang tinggi di satu yang bersamaan, maka amalan yang biasanya yang rendah, sudah dituliskan pahalanya." tambahnya.

Ustaz Adi Hidayat menegaskan jika cukup 1 niat untuk amalan yang dinilai lebih tinggi (yang lebih jarang dilakukan).

"Anda tidak usah menyatukan dua niat bersamaan, kalau ibu sudah terbiasa puasa Senin Kamis, kemudian puasa Syawal di hari itu, puasanya diberikan seketika."

'Yang paling hebat Anda biasa puasa Ayyamul Bidh, puasa Senin Kamis, tiba-tiba puasa Syawalnya dikerjakan di hari itu, itu tiga puasa dituliskan seketika." pungkasnya.

Puasa selama tiga hari setiap memasuki bulan Hijriah dilakukan setiap 13, 14 dan 15 bulan Rajab 1443 H.

puasa ayyamul bidh di bulan Rajab 1443 H. Ustadz Adi Hidayat memaparkan tentang puasa Ayyamul Bidh digabung puasa lain. (instagram wakafdt)

Berikut ini simak jadwal puasa Ayyamul Bidh dan puasa Rajab di bulan Februari 2022, lengkap dengan tata cara dan bacaan niatnya.

Bagaimana pula bila puasa Ayyamul Bidh waktunya ada yang bersamaan dengan puasa Senin Kamis?

Disebut puasa Ayyamul Bidh karena bertepatan hari putih di mana rembulan bersinar terang, bulan purnama.

Berikut simak jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Februari 2022 atau bulan Rajab 1443 hijriah.

- 13 Rajab 1443 H ( 14 Februari 2022)

- 14 Rajab 1443 H ( 15 Februari 2022)

- 15 Rajab 1443 H ( 16 Februari 2022)

Baca juga: Waktu Mustajab Berdoa, Catat Adab Berdoa dan Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Bacaan niat puasa Ayyamul Bidh


َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunah karena Allah ta’ala.”

Anjuran puasa Ayyamul Bidh sebagaimana dijelaskan berdasarkan dalil hadis sahih.

Diriwiyatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178).

Baca juga: Kulit Cerah dan Anti Belang dengan Bahan Alami, Intip Resep ala dr Zaidul Akbar

Hadis ini juga disampaikan HR Bukhari.

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).

Tata cara puasa Ayyamul Bidh

Sama seperti pelaksanaan puasa sunah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh dilakukan sebelum fajar terbit.

Namun boleh dilakukan setelah terbit fajar asalkan belum makan, minum atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Melaksanakan puasa Ayyamul Bidh bagi seorang istri maka meminta izin terlebih dahulu kepada suami.

Selain itu melaksanakan puasa Ayyamul Bidh juga dianjurkan ketika tidak sedang bepergian maupun sedang bepergian.

Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Puasa Rajab

Puasa Rajab merupakan puasa sunah yang dikerjakan di bulan Rajab.

Ustadz Adi Hidayat (Youtube Adi Hidayat Official)

Adapun puasa Rajab tidak dikerjakan di hari khusus namun dapat dikerjakan selama bulan Rajab.

Ada pendapat ulama yang menyebut puasa Rajab dikerjakan di hari terpilih.

Sahabat muslim dapat mengerjakan puasa Rajab minimal sehari pahala seperti puasa selama sebulan.

Jika mengerjakan puasa 7 hari di bulan Rajab maka dijamin ditutupnya 7 pintu neraka Jahim.

Kika puasa Rajab 8 hari maka dibukakan 8 pintu surga baginya.

Lalu, jika mengerjakan 10 hari puasa Rajab maka dosa-dosa digantikan dengan kebaikan.

Pelaksanaan puasa Rajab tersebut dirujuk dari hadis riwayat al Thabrani dari Sa’id bin Rasyid.

Anjuran puasa Rajab ini sebagaimana diambil dari hadis diriwayatkan Iman Al Baihaqi, dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda,

إن في الجنة نهرا يقال له رجب أشد بياضا من اللبن و أحلى من العسل من صام من رجب يوما سقاه الله من ذلك النهر

“Sesungguhnya di Surga ada suatu sungai bernama ‘rajab’, warnanya lebih putih dari susu, rasanya lebih manis dari madu.

Barang siapa berpuasa sehari dalam bulan Rajab, maka akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu.” (HR. Bukhari Muslim)

Berikut bacaan niat puasa Rajab

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin ‘an ada-i sunnati rojaba lillahi ta‘ala.

Puasa Bulan Rajab 1443 Hijriah juga ada amalan puasa Ayyamul Bidh. (Sripoku.com)

“Aku berniat puasa sunah Rajab besok hari karena Allah Ta’ala.”

Namun, karena puasa ini sunah bila Anda belum memakan niat puasa bisa lakukan sebelum masuk waktu Zuhur.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma hazal yaumi ‘an ada-i sunnati rojaba lillahi ta‘ala.

“Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah Ta’ala.”

Untuk melakukan puasa Rajab sebenarnya tak jauh berbeda dari puasa sunah lainnya.

Sahabat muslim sudah bisa membaca niat sejak malam hari.

Disebutkan dalam hadis keutamaan puasa Rajab juga salah satunya sebagai penghapus dosa.

Dalil keutamaan penghapus dosa ini sebagaimana diriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda,

“Berpuasa pada hari pertama bulan Rajab menghapus dosa selama tiga tahun, berpuasa pada hari kedua menghapus dosa selama dua tahun, berpuasa pada hari ketiga menghapus dosa selama setahun, kemudian untuk setiap harinya selama sebulan.” (HR Al Khilal dalam Fadhoil syahrur Rojab).

Selain sebagai penghapus dosa, seperti telah disebutkan Rajab termasuk bulan haram (bulan mulia).

Allah berfirman dalam surat At Taubah: 36.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.

Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”

Pada bulan mulia tersebut muslim juga anjurkan memperbanyak amalan dan dilarang berperangan.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Abu Bakrah, Rasulullah SAW bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi.
Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci).

Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. 
(Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).

Artinya bulan Rajab sebagai salah satu bulan mulia dan bernilai besar pahalanya bila beribadah di bulan tersebut.

Lantas bagaimana jika Puasa Ayyamul Bidh dikerjakan tak tepat pada pertengahan bulan atau diganti ke hari yang lain?

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Oktober 2021, Ust Adi Hidayat Jelaskan Niat Berbarengan Puasa Senin Kamis

Berita Terkini