BANJARMASINPOST.CO.ID - Hari Rabu terakhir di bulan Safar 1447 Hijriyah atau biasa disebut sebagian masyarakat Indonesia dengan Rebo Wekasan 2025 atau Arba Mustamir 2025, jatuh pada hari ini Rabu, 20 Agustus 2025.
Rebo Wekasan atau Arba Mustamir adalah tradisi atau kepercayaan sebagian masyarakat Indonesia menolak bala atau musibah yang dirayakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah.
Lantas, adakah amalan seperti sholat tolak bala, Doa Tolak Bala dan lainnya di momen Rebo Wekasan atau Arba Mustamir 2025?
Sejumlah ustadz ternama mulai Ustadz Adi Hidayat (UAH), Ustadz Abdul Somad (UAS), Buya Yahya hingga Ustadz Syafiq Riza Basalamah memberikan pendapatnya.
Diketahui, masyarakat di Indonesia ada yang mengganggap Bulan Safar adalah membawa sial.
Bahkan, ada yang sampai harus Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan.
Sebagian masyarakat di Indonesia mempercayai bulan Safar sebagai bulan yang membawa sial sehingga harus salat Rebo Wekasan.
Baca juga: Bacaan Zikir, Niat Puasa dan Amalan Rebo Wekasan atau Arba Mustamir Beredar, Para Ustadz Uraikan Ini
Nah, berdasarkan dari tayangan Youtube Mirza ra, Ustad Adi Hidayat menjelaskan hal ini.
Menurut UAH, bulan Safar bisa berarti dari dua asal yakni, satu berasal dari kata Sifr atau Sifrun yang artinya nol atau kosong.
Kata Safar bisa terambil dari kata sofro atau sesuatu yang menguning.
"Quran surah kedua Al Baqarah ayat 69 sofraun faqiul launuha tasurun nadhirin, ketika diminta menyebelih sapi mereka (umat Nabi Musa-red) bertanya sapi warnanya apa, maka turun ayat cari sapi yang warnanya kekuning-kuningan, sofro," ujar Ustad Adi Hidayat.
Pada jaman jahiliyah, kata UAH, kenapa bulan kedua hijriah dinamakan Safar karena sejak bulan kedua ini orang-orang mulai keluar dari daerah-daerah Mekah untuk merantau, ada yang ke Syam, ada yang pergi ke Syiria untuk berdagang.
"Termasuk Nabi Muhammad SAW pernah pergi ke Syam, beliau ditemani oleh pamannya, kemudian nanti dengan Maysaroh saat mulai beranjak dewasa," tuturnya.
Karena orang-orang keluar dari Mekah, maka Mekah seakan-akan menjadi tempat yang kosong.
"Untuk apa mereka (orang-orang Mekah-red) keluar untuk mencari emas ketika kembali yang berwana kekuning-kuningan karena itulah bulan ini dinamakan bulan Safar," ungkapnya.