Selain Espargaro, pebalap dari tim VR46 Marco Bezzecchi mengaku ada keretakan di salah satu bagian di kaca pelindung helmnya, sedangkan Francesco Bagnaia (tim Ducati) sempat memperlihatkan memar pada lengannya akibat hantaman kerikil.
Cerita serupa juga disampaikan pebalap tim Yamaha, Fabio Quartararo.
Sang juara bertahan mengaku sempat mendapat banyak hantaman kerikil saat melaju di belakang rekan setimnya, Franco Morbidelli.
Menurut Quartararo, kerikil-kerikil itu menghantam pelindung depan motor, kaca helm, bahkan ada yang sampai mengenai lehernya.
"Ini baru saya saja yang dibelakang Franco, bayangkan jika ada 4-5 pebalap lain melaju dalam jumlah lap lebih banyak," ujar pria asal Perancis itu.
Quartararo menyebut kondisi aspal yang mengelupas dapat ditemukan di sepanjang trek dari tikungan 1 sampai 7.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar pengelola sirkuit melakukan pengaspalan ulang.
"Dalam tiga hari (tes) Anda bisa melihat permukaan aspalnya semakin berkurang," ucap pebalap berjuluk El Diablo itu.
Memacu motor dalam kecepatan tinggi saat tes pramusim tentu saja berbeda dari balapan.
Saat tes pramusim, pebalap bisa saling bergantian turun ke lintasan. Jumlah pebalap yang turun di lintasan secara bersamaan relatif lebih sedikit.
Sementara itu, saat balapan akan ada banyak pebalap di lintasan yang harus memacu motornya dalam kecepatan tinggi, terutama selepas bendera start dikibarkan.
Dalam ulasannya di The Race, Patterson menulis kerikil-kerikil di Sirkuit Mandalika tak melekat cukup kuat di aspal dan bisa lepas saat dilintasi motor dalam kecepatan di atas 350 kilometer per jam.
Apalagi, MotoGP tak cuma menghelat kelas utama, tetapi ada juga kelas Moto2 dan Moto3.
Jadi, tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika masalah ini masih terjadi saat Sirkuit Mandalika menjadi venue perhelatan MotoGP Indonesia pada 18-20 Maret mendatang.
Dalam artikelnya, Patterson menyebut kondisi trek Sirkuit Mandalika belum terlihat saat perhelatan ajang World Superbike (WSBK) pada 19-21 November 2021.