Ramadhan 2022

Sahkah Puasa Seseorang Jika Tidur Sepanjang Hari? Simak Penjelasan Buya Yahya Soal Hal Hilang Akal

Editor: Irfani Rahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya.

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bagaimana hukum puasa orang yang tidur seharian saat berpuasa. Buya Yahya beri penjelasan ini.

Saat ini kita tengah menjalani ibadah hari ke-18 Ramadhan 1443 H. Tentunya kita diharapkan untuk mempertebal amal ibadah kita.

Bagaimana dengan oerang berpuasa namun sepanjang hari terus menerus tidur?

Apakah puasa yang kita jalankan dianggap sah?

Melansir tayangan YouTube Al-Bahjah TV, pertanyaan serupa muncul dari seseorang yang menghadiri ceramah Buya Yahya.

"Buya apakah sah puasa, jika tidur dari pagi hingga menjelang berbuka? Hingga terkadang salat zuhur dan ashar terlewat," tanya orang tersebut.

Baca juga: Amalan Meraih Lailatul Qadar, Ustad Adi Hidayat Anjurkan Isi Dengan Paket Ibadah Khusus Ini

Baca juga: Kapan Waktu Paling Bagus Bayar Zakat Fitrah, Buya Yahya Beri Penjelasan serta Tata Caranya

Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya langsung mengatakan bahwa salah satu hal yang membatalkan puasa adalah hilang akal.

"Baik langsung saya masukan bab fiqih saja, yang membatalkan puasa adalah hilang akal," kata Buya.

Buya Yahya mengatakan bahwa ada tiga hal yang termasuk dalam kategori hilang akal.

"Hilang akal ada tiga," kata Buya.

Pertama, gila. Maka orang kalau gila batal puasanya, biarpun sebentar.

ilustrasi tidur seharian saat puasa, apakah puasanya batal? simak penjelasan Buya Yahya (kompas.com)

"Lagi ngobrol begini, tiba-tiba datang gilanya. Batal puasanya. Enggak tahu gimana contohnya. Pokoknya gila," ujar Buya.

Kedua, pingsan, ayan. Puasanya dianggap batal kalau pingsannya sehari penuh.

"Sahur dia pingsan, kemudian sadar setelah wakktu buka, isya bangun. Maka pingsan ini membatalkan puasa," terang Buya .

Baca juga: Bersikat Gigi Saat Puasa Diperbolehkan? Simak Penjelasan Lengkap Ustadz Adi Hidayat

Baca juga: Hari ke-18 Ramadhan 1443 H, Perbanyak Baca Amalan Ini, Pintu Ampunan Allah SWT Terbuka Lebar

Namun Buya Yahya menjelaskan, apabila orang pingsan tersebut sempat sadar meski kemudian kembali pingsan, maka puasanya tidak batal dan dianggap sah.

"Tapi kebalikan daripada gila. Kalau pingsan itu sempat sadar walaupun sebentar di siang harinya, maka puasanya dianggap sah,"

Hilang akal yang ketiga adalah tidur. Kalau hukum tidur, habis sahur tidur kemudian bangun isya, puasanya adalah sah.

Buya Yahya mengatakan, tidur merupakan kategori hilang akal yang tidak membatalkan puasa.

"Maka ini adalah hilang akal yang tidak batalkan puasa," ujarnya.

Namun lain halnya dengan kewajiban salat.

"Salatnya gimana? Ini bab puasa bukan bab salat," kata Buya.

Buya Yahya mengatakan, bahwa salat adalah kewajiban setiap umat muslim.

Apabila orang tersebut meninggalkan waktu salat karena ketiduran seharian maka ia berdosa.

"Adapun salatnya ya harus (dilaksanakan), dia dosa," kata Buya Yahya.

Buya Yahya kembali menegaskan, bahwa meski tidur seharian maka puasa tetap dianggap sah.

"Yang jelas puasanya adalah sah," kata Buya Yahya.

Tidur dan Hidup Sehat Dalam Pandangan Islam

Manusia yang rileks, tidur, obesitas dan zikir.

Tema yang sangat berhubungan kuat dengan kebiasan masyarakat terutama manusia urban yang selalu tegang, depresi dan stres.

Kecenderungan pola hidup yang sembarangan membuat manusia urban kehilangan keseimbangan.

Ternyata akar dari semua itu adalah kehidupan yang tidak islami, yaitu pola hidup yang jauh dari tuntunan Nabi.

Pola hidup yang baik dan nyaman adalah sebuah kebutuhan bagi manusia yang hidup di bumi.

Khususnya manusia yang hidup sebagai masyarakat urban yang tinggal di kota besar.

Cepatnya laju perkembangan kota besar membuat masyarakat urban dituntut untuk berpacu untuk kehidupannya.

Salah satunya adalah pola tidur.

Tidur adalah salah satu aktifitas yang menyenangkan. Saat tidur keadaan fisik kita akan menjadi tenang, rileks dan bugar.

Selain mengontrol emosi dengan tidur yang berkualitas kita dapat bersemangat dan fokus dalam kehidupan sehari-hari.

Selain gaya hidup, tingginya tuntutan pekerjaan dan aktifitas sehari-hari menjadikan pola tidur kita terganggu.

Aktivitas tidur sangat personal karena berbeda pada individu. tidur seseorang dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan temperamen.

Fakta bahwa orang yang berktivitas dengan otak memerlukan tidur yang lebih banyak daripada orang yang beraktivitas dengan fisik.

Pola tidur yang tidak sehat dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil, lelah dan berkurangnya kemampuan berpikir. tidak sedikit yang mengidap penyakit tidur yang disebut insomnia.

"Tidur adalah tanda kekuasaan Allah, merupakan aktivitas mengembalikan vitalitas istirahatkan tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak," demikia ulasan Beranda Islami KompasTV.

Tidur hendaknya dipahami sebagai salah satu hikmah penciptaan siang dan malam.

Allah ciptakan siang untuk menebar kebaikan di muka bumi dan malam untuk berkontemplasi istirahat.

Ini sudah diatur Islam dalam Firman Allah dalam Quran Surat Ar-Rum Ayat 23

"Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, yaitu tidur kalian di waktu malam dan tidur kalian di siang hari untuk beristirahat dari letihnya pekerjaan kalian. Di antara tanda-tanda-Nya bahwa Dia menjadikan siang agar kalian bergerak di muka bumi untuk mencari rezeki dari Rabb kalian. Sesungguhnya di dalam hal itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan dengan pendengaran yang penuh perhatian dan penerimaan,"

Juga dalam surat An naba ayat 9

"Dan Kami jadikan tidur kalian sebagai jeda dari kegiatan agar kalian beristirahat?"

Lantas, bagaimana patokan tidur yang benar dalam Isalam? Berapa lama sebaiknya tidur?

"Cara mensyukuri nikmat tidur menunaikannya dengan benar. Dalam Islam tak ada patokan berapa lama. Bukan soal durasi tapi pada kualitas tidur."

Etika tidur

Islam juga mengajarkan etika atau adab sebelum tidur.

Pertama Berwudhu seperti diriwayatkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

Kedua: Tidur berbaring pada sisi kanan.

Hal ini berdasarkan hadits di atas. Adapun manfaatnya sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, “Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322).

Keempat: Membaca ayat kursi sebelum tidur.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ »

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari no. 3275)

Kelima: Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.

Dari Hudzaifah, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ »

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Sahkah Puasa Jika Tidur Sepanjang Hari ? Ini Penjelasan Buya Yahya

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

 

Berita Terkini