Shalat hajat bukan shalat sunnah biasa, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan shalat hajat adalah satu shalat yang dikhususkan dikerjakan ketika terdapat persoalan tertentu yang sangat urgen dan mendesak yang mana di luar kuasa manusia.
Tata cara shalat hajat yakni sama dengan shalat sunnah dua rakaat lainnya. Diawali Takbiratul Ihram dan diakhiri salam.
Namun Ustadz Adi Hidayat menekankan, agar shalat tersebut dilakukan secara benar dan khusyu.
Dalil shahih tentang shalat hajat adalah sebagai berikut:
أَنَّ رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي. فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ. فَقَالَ: ادْعُهْ. فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam riwayat tersebut seorang buta yang menghampiri Nabi Muhammad SAW untuk meminta pertolongan.
Orang tersebut memohon kepada Rasul agar bisa membantunya berdoa demi kesembuhan matanya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, orang tersebut sebenarnya sudah dipastikan mustahil untuk bisa melihat lagi.
Maka diberikan pilihan oleh Nabi untuk bisa melihat sekarang atau ditangguhkan sampai di surga kelak. Hal itu karena ketika dia buta, otomatis tidak akan bisa melihat maksiat.
Akan tetapi, orang tersebut meminta untuk disembuhkan saat itu juga agar bisa melihat dunia dan seisinya.
Maka, Nabi Muhammad menyuruhnya untuk mengambil wudhu kemudian melaksanakan shalat hajat dua rakaat.
Setelah itu, baru orang itu memanjatkan doa dengan bimbingan langsung dari Rasulullah SAW.
"Atas Nabi yang penuh rahmat ini, tolong jadikan syafaatnya untukku sembuhkan aku dengan syafaat Nabi Muhammad SAW," ujar Ustadz Adi Hidayat menjelaskan isi doa tersebut.
Setelah berdoa, seketika Allah mengabulkan dengan memberikan karunia kepada matanya untuk melihat.