BANJARMASINPOST.CO.ID - Tak lama lagi tahun baru Islam akan segera tiba menuju 1444 Hijriyah. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan contoh tindakan hijrah sambut tahun baru Islam 2022.
Pergantian tahun baru Islam dalam kalender hijriyah diawali bulan Muharram.
Menyambut tahun baru Hijriyah, umat Islam hendaknya menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa.
Segala upaya dan perbuatan yang dilakukan senantiasa mengharap ridho Allah SWT.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tahun Hijriyah berasal dari kata hijrah, bermakna atau bersifat pindah pada keadaan yang lebih baik menurut Allah SWT.
Baca juga: Cara Meminta Doa Orangtua yang Telah Meninggal Dunia, Begini Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: Mobil Rombongan Masjid Al Jihad Amuntai Tercebur, Ini Keterangan Polres HST Kalsel
"Jadi bukan sekadar berpindah, Anda pindah dari satu tempat ke tempat lain tetapi tidak membuat Anda lebih dekat kepada Allah itu tidak dinamakan hijrah," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Dakwah-TV.
Berpindah pada keadaan yang lebih baik di sisi Allah SWT tidak semudah mengucap kalimatnya, terkadang ada hambatan dan rintangan yang harus dilalui.
Contoh tindakan hijrah antara lain membiasakan diri ke mesjid yang sebelumnya jarang mendatangi mesjid.
Bagi yang sering begadang untuk nonton bola, tidak ada jaminan ketika memulai shalat Tahajud akan secara mudah terbangun. Inilah bentuk rintangan yang harus dihadapi.
"Seperti Anda yang misalnya tidak pernah sedekah, kemudian ingin sedekah tidak mudah, atau misalnya kebiasaan kumpul di akhir pekan, dan menggantinya dengan mengikuti majelis ta'lim perlu proses, ada tantangan yang dilalui," paparnya.
Begitu tantangan dilewati maka akan mendapatkan pahala, UAH menuturkan pahala tidak terletak pada hasil melainkan proses yang dijalani untuk mendapatkan hasil terbaik yang Allah ridhoi.
Ia menguraikan hijrah bukan sekadar berpindah dan sekadar beralih tempat, tapi hijrah adalah sebuah komitmen yang dibangun oleh kesadaran, nurani, dan spiritual untuk berpindah ke keadaan yang lebih baik yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di zaman dahulu di Mekkah, Nabi Muhammad SAW mengalami hal yang tidak kondusif untuk beribadah dengan baik, dan mempraktekkan nilai-nilai Islam yang luhur secara baik pula di kalangan masyarakat sekitar.
"Karena itu, Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk berhijrah, membangun hubungan dengan Allah dengan cara beribadah secara lebih baik," terang pendakwah yang disapa UAH.
Spirit hijrah memberikan kesan bagi umat Islam yang telah berkomitmen dengan keislaman, maka berupaya menghadirkan suasana yang lebih baik dari sebelumnya.
Hal yang dapat dilakukan menyambut tahun baru Hijriyah yakni hijrah, caranya adalah meningkatkan ibadah-ibadah setiap harinya. Tak lupa berdoa di akhir dan awal tahun.
"Bagi yang jarang ke mesjid, berhijrah mengahdirkan suasana dekat dengan mesjid, yang jarang Tahajud berhijrah dengan cara membiasakan menunaikan shalat Tahajud," paparnya.
Yang belum terbiasa membaca Alquran, maka berhijrah dengan membiasakan diri untuk berinteraksi dengan Alquran.
Puncaknya, yang belum menampilkan ajaran Islam dengan baik, maka bisa berhijrah menampilkan ajaran Islam dalam setiap titian kehidupan, lisan, mata, telinga, hingga ke ujung kaki berislam, itulah hijrah sesungguhnya.
Baca juga: Adab Bertamu dalam Islam Dijabarkan Ustadz Abdul Somad, Ucap Salam Maksimal Tiga Kali
"Berhijrah menghadirkan tantangan tersendiri, misalnya kala di Mekkah dulu menjadi tantangan sekaligus ujian bagi masyarakat sekitar untuk mendekat kepada Allah. Hal ini memberikan pesan kepada kita, mendekat kepada Allah tidak semudah membalikkan telapak tangan," urai Ustadz Adi Hidayat.
Ia menambahkan, akan ada ujian untuk menguji keseriusan umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Misalnya bagi kaum muslimah yang belum berhijab atau menutup aurat secara sempurna, boleh jadi ada tantangan sekaligus pertanyaan dari orang-orang sekitar.
Hijrah menghasilkan interaksi sosial yang baik dan indah hingga membangun peradaban.
"Setiap tahun berganti setidaknya kita bisa mengevaluasi diri, untuk dapat menanamkan sifat-sifat dan nilai-nilai hijrah ke dalam diri kita disertai tekad yang dimiliki," pungkas Ustadz Adi Hidayat.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)