BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjekaskan berkeluh kesah yang berlebihan dan tidak wajar dilarang dalam Islam, sebab hal tersebut seolah-olah menyalahkan Allah SWT.
Mengeluh adalah ungkapan atau reaksi dari seseorang ketika mengalami sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi, misalnya dilanda kesedihan, duka, penyakit, ketidakberuntungan dan lainnya.
Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menguraikan kerugian seseorang yang kerap berkeluh kesah karena mendapatkan ujian dari Allah SWT.
Ujian dan cobaan dari Allah SWT pasti ada untuk seitap hamba-Nya, dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah apabila tengah mendapat ujian demikian maka sebaiknya tidak berkeluh kesah secara berlebihan.
Baca juga: Tata Cara Puasa Senin Kamis, Ustadz Khalid Basalamah Terangkan Keutamaannya
Baca juga: Cara Gapai Rahmat Allah SWT, Ustadz Khalid Basalamah Beberkan Hal Ini
Ustadz Khalid Basalamah menegaskan orang yang suka berkeluh kesah adalah pertanda tidak bisa menerima ujian Allah, maka akan mendapatkan dosa.
Mengeluh adalah ungkapan atau reaksi dari seseorang ketika mengalami sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi, misalnya dilanda kesedihan, duka, penyakit, ketidakberuntungan dan lainnya.
Berkeluh kesah yang berlebihan dan tidak wajar dilarang dalam Islam, sebab hal tersebut seolah-olah menyalahkan Allah SWT.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan orang yang berkeluh kesah, gelisah tatkala mendapatkan ujian Allah adalah termasuk orang yang merugi.
"Orang yang tidak bisa menerima ujian Allah, penuh keluh kesah, maka dia akan mendapatkan dosa," jelas Ustadz Khalid Basalamah dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Khalid Basalamah Official.
Mendapatkan dosa sebab seakan-akan protes atas ujian yang diberikan Allah SWT.
Padahal Allah sebagai pencipta lebih menyayangi hamba-Nya lebih dari siapapun termasuk orangtuanya sendiri.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
Artinya: Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya (HR. Bukhari no. 5999).
Baca juga: Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, Begini Asal-usulnya
Sehingga orang yang berkeluh kesah berdosa atas ujian Allah SWT. Yang dilakukan sebaiknya introspeksi diri, muhasabah diri, giat mencari sebab-sebab kesalahan dan memperbaiki keadaan.
Namun tetap tidak boleh menolak keputusan Allah atas apapun yang ditakdirkan kepada diri seorang hamba.
Selain mendapatkan dosa, orang yang berkeluh kesah akan sulit melaluinya, semua orang yang ditemui akan diceritakan permasalahannya yang mana tidak semua bisa memberi masukkan atau solusi.
"Mau tidak mau ujian tersebut harus dilalui sesuai dengan waktu yang Allah takdirkan, jika berkeluh kesah dengan penyakit tidak akan ada manfaatnya," ucap Ustadz Khalid Basalamah.
Selanjutnya efek keluh kesah tidak akan menemukan solusi dari permasalahan, Allah justru datangkan ujian itu lebih berlipat ganda.
Ini sebab orang tersebut kufur terhadap hal tersebut, terlebih orang tersebut membuka pintu-pintu maksiat, misalnya terjadi permasalahan malah mabuk-mabukkan, berzina, dan maksiat lainnya.
Maka hidup orang tersebut semakin hancur, tidak menemukan solusi justru menambah masalah.
Ustadz Khalid Basalamah menambahkan ada sebab ujian terjadi karena Allah ingin meninggikan derajat seseorang.
"Jadi tanpa sebab dia diuji oleh Allah, misalnya ketika bangun tidur tiba-tiba sakit, bisa pula dia memberi utang ke orang namun orang itu telat membayar, ini bisa saja murni ujian untuk meninggikan derajatnya," ucap Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Khalid Basalamah Official.
Ini karena ada derajat-derajat di surga yang tidak bisa diraih kecuali dengan ujian-ujian dari Allah SWT.
Sebab lainnya, ujian datang karena memang ada dosa yang seseorang lakukan, yang menjadi penyebab ujian itu datang.
Tujuannya agar membersihkan dosa-dosa tersebut, sebagaimana Allah sebutkan dalam Surat Asy-Syura Ayat 30
وَمَا أَصَ بَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ
Wa mā a ābakum mim mu ībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya'f 'ang ka īr
Artinya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
"Maksud ayat itu adalah cobaan yang datang karena ada dosa yang dilakukan, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat," papar Ustadz Khalid Basalamah.
Ibnu Katsir RA mengatakan dalam tafsir Surat Asy-Syura Ayat 30 "Wahai sekalian manusia ketahuilah bahwa musibah yang datang menimpa kalian tidak lain adalah disebabkan dosa yang dahulu kalian perbuat. Dan Allah memaafkan kesalahan-kesalahan tersebut. Dia bukan hanya tidak menyiksa kalian namun Allah langsung memaafkan dosa yang kalian perbuat."
Karena Allah akan menguji seorang hamba disebabkan karena dosanya.
Sebagaimana hadist shahih dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573.
Juga pada hadist yang lain:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ
Dari Abu Amamah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah SWT berfirman: Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhoi bagimu sebuah pahala kecuali surga." (HR Ibnu Majah)
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)