Religi

Adakah Amalan Doa dan Sholat Tolak Bala Arba Mustamir? Kata UAH Hingga Buya Yahya Soal Rebo Wekasan

Editor: Murhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Adakah Amalan Doa dan Sholat Tolak Bala di Arba Mustamir? Ini Kata UAH, UAS dan Buya Yahya Soal Rebo Wekasan

BANJARMASINPOST.CO.ID - Rebo Wekasan atau juga disebut Arba Mustamir sesuai jadwal akan jatuh pada 4 September 2023. Lantas, adakah amalan seperti sholat tolak bala, Doa Tolak Bala dan lainnya?

Sejumlah ustadz ternama mulai Ustadz Adi Hidayat (UAH), Ustadz Abdul Somad (UAS), Buya Yahya hingga Ustadz Syafiq Riza Basalamah memberikan pendapatnya.

Diketahui, masyarakat di Indonesia ada yang mengganggap Bulan Safar adalah membawa sial.

Bahkan, ada yang sampai harus Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan.

Sebagian masyarakat di Indonesia mempercayai bulan Safar sebagai bulan yang membawa sial sehingga harus salat Rebo Wekasan.

Nah, berdasarkan dari tayangan Youtube Mirza ra, Ustad Adi Hidayat menjelaskan hal ini.

Baca juga: Bawa Kitab Kuning Keliling Kampung, Warga Desa Pandahan Tanahlaut Lanjutkan Tradisi Arba Mustamir

Menurut UAH, bulan Safar bisa berarti dari dua asal yakni, satu berasal dari kata Sifr atau Sifrun yang artinya nol atau kosong.

Kata Safar bisa terambil dari kata sofro atau sesuatu yang menguning.

"Quran surah kedua Al Baqarah ayat 69 sofraun faqiul launuha tasurun nadhirin, ketika diminta menyebelih sapi mereka (umat Nabi Musa-red) bertanya sapi warnanya apa, maka turun ayat cari sapi yang warnanya kekuning-kuningan, sofro," ujar Ustad Adi Hidayat.

Pada jaman jahiliyah, kata UAH, kenapa bulan kedua hijriah dinamakan Safar karena sejak bulan kedua ini orang-orang mulai keluar dari daerah-daerah Mekah untuk merantau, ada yang ke Syam, ada yang pergi ke Syiria untuk berdagang.

"Termasuk Nabi Muhammad SAW pernah pergi ke Syam, beliau ditemani oleh pamannya, kemudian nanti dengan Maysaroh saat mulai beranjak dewasa," tuturnya.

Karena orang-orang keluar dari Mekah, maka Mekah seakan-akan menjadi tempat yang kosong.

"Untuk apa mereka (orang-orang Mekah-red) keluar untuk mencari emas ketika kembali yang berwana kekuning-kuningan karena itulah bulan ini dinamakan bulan Safar," ungkapnya.

Itu lah sejarah bulan Safar yang oleh sebagian orang Indonesia diyakini sebagai bulan yang membawa sial sehingga ketika bepergian harus berhati-hati.

Artinya, tidak nyambung sebenarnya antara tolak bala dengan bulan Safar.

Halaman
1234

Berita Terkini