ChatGPT: Standar Emas dalam Percakapan AI
Di sisi lain, ChatGPT telah lama menjadi tolok ukur untuk AI percakapan.
Dengan 1,8 triliun parameter, model ini mampu memahami dan menghasilkan teks dengan tingkat keakuratan dan kelancaran yang mengesankan.
Kelebihan ini membuat ChatGPT diterima di berbagai industri, mulai dari layanan pelanggan hingga edukasi. Namun, keunggulan ini juga datang dengan harga mahal.
Biaya pelatihan yang sangat tinggi dan ketergantungan pada infrastruktur komputasi berskala besar membuat ChatGPT sulit diakses oleh organisasi kecil, sementara dampaknya terhadap lingkungan juga menjadi sorotan.
Google Gemini: Pemimpin di Kemampuan Multimodal
Sementara itu, Google Gemini membawa AI ke dimensi baru dengan kemampuannya yang multimodal, yakni mampu memproses teks, gambar, dan video secara bersamaan.
Keunggulan ini menjadikannya sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan integrasi berbagai jenis data.
Dalam bidang medis, misalnya, Gemini dapat menganalisis laporan teks sekaligus citra medis untuk menghasilkan diagnosis yang lebih akurat.
Namun, transparansi yang minim terkait jumlah parameter, biaya pelatihan, dan waktu pengembangan Gemini menjadi salah satu kelemahan utamanya.
Selain itu, meskipun terintegrasi dengan baik dalam ekosistem Google, ketergantungan ini justru membatasi fleksibilitasnya dibandingkan dengan model yang bersifat open-source seperti DeepSeek
Uji Tolok Ukur: Siapa yang Lebih Unggul?
Dalam pengujian kinerja, DeepSeek menunjukkan performa yang mengesankan dan sebanding dengan para pesaingnya.
Dalam tes penalaran logis, DeepSeek mencetak skor 92 persen, melampaui ChatGPT yang mendapatkan 89 persen, tetapi masih di bawah Google Gemini dengan 94 persen karena kemampuan multimodalnya.
Pada tugas pemrograman, DeepSeek kembali unggul dengan skor 88 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan ChatGPT dengan 85%, dan jauh mengalahkan Gemini yang hanya mencapai 75%, mengingat fokus Gemini bukan pada pemrograman.