BANJARMASINPOST.CO.ID - Nekat melakukan aksi keji dengan memutilasi sang kekasih yang diketahui sedang dalam kondisi hamil, siapa sangka ternyata Mulyana (23) pernah menjadi sosok inspiratif.
Saat masih berusia kanak-kanak, Mulyana pernah tampil di program televisi Orang Pinggiran di Trans7. Dari situ diketahui Mulyana sudah mencari nafkah sejak usia dini.
Dilansir melalui unggahan akun X @devprinceps Senin (21/4/2025) dalam acara tersebut Mulyana dikenal sebagai seorang bocah yang setiap harinya berkeliling kampung untuk berjualan opak nasi.
Hal tersebut dilakukan Mulyana untuk membiayai kehidupan ia dan kedua kakek serta nenek yang sudah merawatnya sejak kecil.
Mulyana harus hidup bersama dengan sang nenek usai kedua orangtuanya berpisah ketika ia masih berusia 2 tahun.
Ibu kandungnya memiliki keluarga baru dan pindah merantau ke Kalimantan meninggalkan Mulyana.
Pahitnya kehidupan yang dijalani Mulyana sejak kecil tersebut tampaknya tak berhasil memberikannya pelajaran hidup.
Baca juga: Sadisnya Mulyana Mutilasi Pacar, Panik Usai Korban Ngaku Hamil, Isi Perut Dibuang ke Sungai
Baca juga: Kasus Pembobolan 4 Kantor di Pemkab HST, Tersangka Pernah Gondol 15 Unit Chromebox di SMPN 1 Barabai
Mulyana yang merupakan warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, ditangkap atas kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap kekasihnya, SA (19).
Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuding, mengatakan Mulyana ditangkap tanpa perlawanan di kawasan Pabuaran, Sabtu (19/4/2025).
"Saat ini, pelaku sudah dibawa ke kantor Polresta Serang Kota untuk menjalani pemeriksaan," kata dia, Minggu (20/5/2025), dikutip dari TribunBanten.com.
Pembunuhan ini bermula saat pelaku mengajak korban membeli bakso di wilayah Ciomas.
Korban dijemput di rumah kakeknya di kawasan Cinangka, oleh pelaku.
Dari warung bakso di Ciomas, pelaku mengajak SA ke Peninjauan dengan dalih membicarakan soal kehamilan korban.
Meski sempat mengobrol di Peninjauan, pelaku kembali mengajak korban berpindah tempat. Kali ini, ia meminta diantar korban ke Gunung Kupa dengan alasan transaksi cash on delivery (COD).