BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya menjabarkan hukum niat qadha utang Puasa Ramadhan digabung Puasa Arafah menjelang Hari Raya Idul Adha 2025 di bulan Zulhijjah 1446 H.
Diterangkan Buya Yahya, qadha atau bayar utang puasa hukumnya wajib berbeda dengan Puasa Arafah hukumnya sunnah sehingga niat dari kedua jenis puasa tersebut tidak dapat digabung.
Menurut Mazhab Imam Syafi'i, Buya Yahya menyampaikan mubah hukumnya jika umat Islam ingin menunaikan puasa sunnah terlebih dahulu dan menunda puasa qadha.
Saat ini umat muslim telah memasuki bulan Zulhijjah, yakni bulan kedua belas dalam kalender hijriyah.
Diketahui, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban atau juga Hari Raya Haji dirayakan setiap 10 Zulhijjah.
Baca juga: Niat Puasa Arafah Jelang Idul Adha 2025 di Bulan Zulhijah, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Nilai Pahala
Baca juga: Cara Beli Emas Online Tinggal Klik Barang Diantar ke Rumah, Harga Antam Hari Ini Rp1,9 Jutaan
Tahun Ini Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat (6/6/2025).
Buya Yahya menjelaskan ada beberapa kasus di kehidupan sehari-hari, seorang muslim memiliki utang puasa Ramadhan atau puasa nazar namun ingin pula menunaikan Puasa Arafah.
"Anda niat bayar utang, jangan digabung niat puasa fardhu dengan puasa sunnah, sebab tidak boleh apabila puasa sunnah boleh digabung dengan puasa lainnya. Kalau Anda menggabung niat qadha dan Puasa Arafah maka tidak sah. Anda cukup berniat puasa fardhu, misalnya qadha ramadhan atau puasa nazar," ujar Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Seseorang yang menunaikan puasa wajib, qadha atau nazar pahalanya lebih besar daripada puasa sunnah, termasuk Puasa Arafah.
Buya Yahya menambahkan Allah yang Maha Kasih memberikan pahala berlipat, bagi orang yang mengerjakan qadha puasa atau puasa nazar yang bertepatan dengan hari Puasa Arafah.
"Allah akan berikan pahala puasa nazar atau qadha plus pahala Puasa Arafah karena Allah Maha Kasih. Maka berdasarkan pendapat Mazhab Abu Hanifah bayarlah utang puasa dan nazar terlebih dahulu tak perlu dibarengi niat puasa sunnah, karena sudah mendapatkan pahala sunnah, itulah kemudahan syariat," ucap Buya Yahya.
Dipaparkannya puasa memiliki tingkatan, urutan teratas ada puasa wajib yakni puasa Ramadhan, qadha atau bayar utang puasa Ramadhan, puasa nazar jika nazar terpenuhi, dan puasa sunnah.
"Maka di saat seseorang memiliki utang atau kewajiban puasa, maka dianjurkan untuk menyelesaikan utangnya terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah," jelas Buya Yahya.
Namun dalam membayar atau mengqadha puasa wajib, ada dua ketentuan yakni jika karena lalai atau sengaja meninggalkan maka hukumnya wajib sesegera mungkin untuk dibayar.
Sedangkan dalam kondisi uzur, misalnya haid atau hamil dan melahirkan, dan sakit, maka waktu mengqadha lebih panjang dan sunnah dilakukan sesegera mungkin, artinya waktu qadha dapat disesuaikan dengan di waktu dengan kondisi dan situasi orang tersebut.