BANJARMASINPOST.CO.ID - Masih viral di media sosial, gerakan penari cilik pada ajang pacu jalur, hingga ditiru publik figur ternama dunia.
Gerakan itu di antaranya dilakukan Travis Kelce American Professional Football Player yang juga kekasih penyanyi ternama Taylor Swift hingga para pemain klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG), serta juara Liga Champions 2025.
Ternyata penari cilik pada ajang perlombaan pacu jalur memiliki tugas khusus.
Setelah aksinya viral hingga merambah kancah internasional, para penari cilik pada ajang Pacu Jalur tersebut memiliki julukan khusus yakni The Aura Farming on Boat.
Tak sekadar berjoget, ternyata para penari cilik pada ajang Pacu Jalur ini juga memiliki tugas khusus.
Baca juga: Viral Pengemis di Gorontalo Raup Rp5,7 Juta Sepekan Tabungan Ratusan Juta, Diamankan Berkali-kali
Baca juga: Viral 2 Anak Antar Ibunya ke Panti Jompo, Islam Wajibkan Anak Berbakti kepada Orangtua
Dikutip melalui kompas.com, Jumat (4/7/2025) Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menjelaskan bahwa ada tiga sosok yang berperan penting di atas jalur selama perlombaan: Pertama, Tukang Tari atau Anak Coki, yakni penari di bagian paling depan.
"Biasanya bocah penari ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Kalau masih berimbang biasanya hanya berayun-ayun saja. Setelah finish dia sujud syukur di ujung perahu," kata Roni, dikutip dari wonderfulimages.kemenparekraf.go.id.
Kedua, Timbo Ruang, berada di tengah, bertugas memberikan aba-aba kepada para atlet dayung (anak pacu).
Ketiga, Tukang Onjai, berada di bagian belakang, bertugas mengarahkan jalur agar tetap stabil.
Pemilihan anak-anak sebagai penari bukan tanpa alasan. Salah satunya karena bobot tubuh mereka yang ringan, sehingga cocok ditempatkan di bagian depan jalur yang sensitif terhadap keseimbangan.
"Anak-anak kan badannya ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa sedikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur namanya onjai," ujar Roni.
"Karena transportasi darat belum berkembang pada masa itu, jalur tersebut sebenarnya digunakan sebagai sarana transportasi penting bagi penduduk desa. Digunakan sebagai sarana pengangkutan hasil bumi, seperti buah-buahan lokal dan tebu.
Selain itu, berfungsi untuk mengangkut sekitar 40-60 orang per perahu atau sampannya," kata Roni kepada Media Center Riau, Rabu (2/7/2025).
Pada perkembangannya, perahu transportasi memanjang sengaja dihias dengan unsur daerah setempat, biasanya melukiskan kepala ular, buaya, dan harimau.
Pemerintah telah mengakui dan menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Nasional Takbenda asli Indonesia dan menjadikannya agenda pariwisata nasional KEN Kemenparekraf.