BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai mengintai, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menetapkan status siaga darurat bencana.
Gubernur Kalsel, Muhidin menegaskan, langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi dini. Ia menyebut, hingga saat ini tercatat 75 kejadian karhutla di Kalsel, dengan sebaran sekitar 1.900 titik rawan.
Salah satu strategi utama adalah memastikan tiap deda memiliki satu unit pemadam kebakaran, yang akan dianggarkan dalam tahun 2026.
“Kalau tiap desa siap, api bisa cepat ditangani tanpa menunggu bantuan dari jauh,” ujarnya, usai Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana di Gedung Idham Chalid Banjarbaru, Senin (4/8/2025).
Baca juga: Peserta Rata-rata Perempuan, Puluhan Anak Muda di Tabalong Ikuti Pelatihan Batik Gratis
Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg di Eceran Meroket hingga Rp50 Ribu, Disdag Tapin Gelar Operasi Pasar
Tak hanya itu, Pemprov juga memperkuat koordinasi dengan TNI dan Polri, serta segera membentuk posko siaga bencana di wilayah rawanz
Dinas pemadam kebakaran di kabupaten/kota pun diminta meningkatkan kesiapsiagaan merespons potensi titip api.
Untuk mempercepat koordinasi lokal, Muhidin juga telah menginstruksikan seluruh bupati dan wali kota segera menggelar rapat pemetaan potensi karhutla di wilayah masing-masing.
Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha menambahkan, maklumat pelarangan pembakaran hutan dan lahan telah diterbitkan.
Dua kompi personel disiagakan, dan mobil patroli dimodifikasi dengan tangki air guna mempercepat penanganan di lapangan.
“Jika tetap ada yang membakar lahan, sanksi pidana akan diterapkan. Saat ini masih persuasif, tapi kalau meluas, tindakan hukum akan kami ambil,” tegasnya.
Sementara itu, prakiraan dari BMKG menyebutkan hujan ringan disertai petir akan turut di sejumlah wilayah Kalsel pada 8-10 Agustus mendatang.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)