BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Protes warga terkait pembangunan Jembatan Sungai Ulin di Jalan Ahmad Yani kilometer 31 Kota Banjarbaru mendapat respons dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru.
Ketua DPRD Banjarbaru, Gusti Rizky Sukma Iskandar Putra mengatakan pihaknya telah menerimah aspirasi dari masyarakat sekitar kawasan terdampak pembangunan jembatan, termasuk warga yang rumahnya berada di jalan alternatif selama penutupan jembatan.
“Laporan sudah kami terima. Dalam waktu dekat akan kita tindaklanjuti dengan melihat langsung ke lapangan,” katanya kepada Bpost, Selasa (5/8/2025).
Gusti Rizky juga menegaskan bahwa pelaksana pekerjaan tersebut merupakan proyek Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan.
“Karena pekerjaan ini BPJN Kalsel kita belum tahu pasti kewenangannya sampai mana,” ujarnya.
Selain meninjau langsung ke lapangan, Ketua DPRD juga masih mempertimbangkan untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait permasalahn tersebut.
Baca juga: Warga Protes Ketinggian Jembatan A Yani Km 31 Sungaiulin Banjarbaru, Pengerjaan Sisi Barat Terhenti
Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Berujung Tewasnya Satu Pria di Sungai Sipai Martapura, Berawal Booking Cewek
“Antara kami kunjungan atau kita memanggil mereka (BPJN) masih kita tentukan jadwalnya. Tapi yang jelas, aspirasi dari masyarakat terdampak kegiatan proyek itu sudah kami terima,” sebutnya.
Sebelumnya, pembangunan jembatan Sungai Ulin di Jalan A Yani kilometer 31 Kota Banjarbaru mulai dikeluhkan warga. Belum selesai dampak ekonomi pedagang karena penutupan total jembatan, kini masalah pada struktur jembatan yang diprotes oleh warga sekitar.
Dibalik pagar seng penutup jembatan, ada tulisan di dua tempat berbeda dengan narasi yang sama. Belakangan diketahui tulisan tersebut dipasang oleh warga sekitar.
Disana tertulis “Mohon! sesuai kesepakatan, pembangunan sebelah barat jembatan Sungai Ulin untuk dihentikan sementara sesuai kesepakatan kedua belah pihak”.
Warga yang bermukim di sekitar jenbatan protes terkait ketinggian jembatan yang dianggap terlalu tinggi.
Selain itu, pemilik usaha terdampak penutupan Jalan Ahmad Yani kilometer 31 Kota Banjarbaru mengeluhkan sepi pembeli semenjak proyek dilaksanakan sekitara dua bulan lalu.
Susilo, salah satu pemilik usaha karpet disana mengatakan penuruan drastis penjualan atau pelanggan yang datang ke tokonya sejak beberapa bulan terakhir.
Bahkan ia menyebut, dampak ekonomi yang mereka rasakan lebih parah dibandingkan pada saat pandemi Covid-19.
(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)