Masyarakat Kalimantan yang percaya dengan Rebo Wekasan akan membaca doa-doa tolak bala.
Tak hanya itu, masyarakat Kalimantan juga akan melaksanakan acara selamatan di kampungnya masing-masing dan menghindari bepergian jauh terlebih dahulu.
Mereka juga mempercayai unuk tidak mandi hingga Saffar, yang dimaksudkan untuk membuang kesialan yang mungkin terjadi.
Sebagian masyarakat Indonesia yang percaya dengan Rebo Wekasan akan melaksanakan tradisi dan menghindari pantangan-pantangannya.
Kata Ulama soal Rebo Wekasan
Sejunlah ulama menyampaikan pandangannya tentang bagaimana Islam memandang tradisi Rebo Wekasan.
Kata Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad menerangkan ada kebiasaan umat muslim di Indonesia melakukan ziarah di bulan Safar.
"Berziarah di Rabu terakhir bulan Safar berdoa dijauhkan dari bala dan musibah, karena menurut ulama tasawuf musibah paling banyak diturunkan pada Rabu terakhir di bulan Safar, itu mereka dapatnya dari ilham, bukan hadits Nabi SAW," terang Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Irman Hidayah.
Istilah ziarah di Rabu terakhir bulan Safar termasuk salah satu amalan Rebo Wakasan.
Maka berdoa dan ziarah kubur di bulan Safar termasuk dibolehkan sebab baik dilakukan dan tidak dilarang.
Hal ini disebut bertawassul dengan wali-wali Allah SWT, bertawassul dengan Syekh Abdul Qodir Jaelani, bertawassul dengan Wali Songo, itu bukan meminta kepada wali melainkan kepada Allah SWT berkat kemuliaan wali-wali-Nya.
"Yang membolehkan tawassul itu ulama-ulama, di antaranya Ulama asal Maroko, Syekh Sayid Abdullah bin Muhammad bin ash-Shiddiq al-Ghumari," ucap Ustadz Abdul Somad.
Di saat berziarah hendaknya mengucap salam kepada ahli kubur, bacaan salam yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn