Uang Saku Buat Pemagang di Kalsel

Peserta Magang di Kalsel Berharap Uang Transpor, Pemerintah Anggarkan Program Magang Berbayar

Adanya rencana pemerintah menjalankan program magang berbayar mendapat sambutan positif dari peserta magang di Kalsel

|
Editor: Irfani Rahman
Dok banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin
BERI ARAHAN - Siswa magang dari SMKN 4 Banjarmasin, sedang medapat arahan dari Khairiah Owner Rumah Jahit Zulfa beberapa waktu lalu. Saat ini Pemerintah berencana anggarkan Program Magang Berbayar 

Pemilik PT Antero Raya, Habib Alwy mengaku baru tahu rencana pemerintah tersebut dan hal itu akan membantu perusahaan. "Sebab selama ini program magang itu hanya kebijakan kami di perusahaan. Demikian pula mengenai uang makan atau transpor. Tiap perusahaan beda-beda," kata Alwy.

Hadi, staf Percetakan Green Design di Martapura, juga menyambut baik wacana pemerintah tersebut. "Soalnya, akan mengurangi beban operasional perusahaan untuk pekerja magang," ujarnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banjarbaru Hans Prayogi menilai skema magang berbayar merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus memberikan apresiasi kepada peserta magang. Namun, ia menekankan agar skema tersebut tidak membebani perusahaan, khususnya sektor swasta yang masih berupaya menjaga stabilitas.

“Menurut saya bagus saja skema magang dibayar, walaupun jumlah yang dibayarkan di bawah UMR sesuai kemampuan perusahaan. Yang penting ada penghargaan untuk mereka,” ujar Hans, Sabtu.

Hans menjelaskan, agar sistem ini berjalan efektif, perusahaan perlu melakukan seleksi terhadap peserta layaknya perekrutan karyawan, hanya standar kelulusan diturunkan. “Karena mereka masih tahap belajar, tentu tidak bisa dibandingkan dengan profesional. Tetapi tetap harus ada proses seleksi agar perusahaan tidak rugi,” tambahnya.

Mengenai teknis pembayaran, Hans menyarankan agar kompensasi dalam bentuk uang makan harian, bukan komponen gaji utama. Dengan cara ini, perusahaan tetap bisa menjaga laporan keuangan agar tidak terbebani biaya tetap.

“Kalaupun ada penurunan keuntungan, itu dihitung dari overhead, bukan fixed cost. Ini penting, apalagi kalau perusahaannya berbentuk terbuka atau punya investor yang sensitif dengan laporan keuangan,” jelasnya.

Kadin Banjarbaru berharap kebijakan ini nantinya dapat dirumuskan dengan detail dan fleksibel, sehingga bisa memberi manfaat bagi kedua pihak. Di satu sisi, fresh graduate mendapatkan pengalaman sekaligus insentif, sementara di sisi lain perusahaan tetap mampu menjaga kesehatan finansialnya. (riz/lis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved