Pemprov Kalsel

Bersiap Hadapi Ledakan Populasi Lansia, Dinkes Kalsel Perkuat Kader Posyandu

Dinkes Kalsel menggelar Orientasi Geriatri di Posyandu bagi Kader. Langkah ini, untuk memperkuat kapasitas kader posyandu

Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Hari Widodo
Diskominfo Kalsel
Dinas Kesehatan Kalsel menggelar Orientasi Geriatri di Posyandu bagi Kader Tingkat Provinsi Tahun 2025 di Banjarmasin, Rabu (15/10/2025). Kegiatan ini, digelar untuk menghadapi fenomena bonus usia tua. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang bersiap menghadapi fenomena bonus usia tua seiring meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia).

Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Orientasi Geriatri di Posyandu bagi Kader Tingkat Provinsi Tahun 2025 di Banjarmasin, Rabu (15/10/2025).

Kegiatan ini menjadi upaya strategis Dinas Kesehatan Kalsel untuk memperkuat kapasitas kader posyandu dalam memberikan pelayanan dan pendampingan kepada lansia, agar tetap sehat, aktif, dan produktif di usia senja.

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin mengatakan, peningkatan usia harapan hidup masyarakat menjadi tantangan baru yang perlu dihadapi bersama.

“Menurut data BPS 2024, usia harapan hidup penduduk Indonesia mencapai 75,02 tahun, naik dari tahun sebelumnya. Di Kalimantan Selatan, angkanya mencapai 74,18 tahun. Artinya, jumlah lansia akan terus bertambah dan memerlukan perhatian khusus,” ujarnya.

Diauddin menyebut, tren ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan RI, “Masyarakat Sehat dan Produktif untuk Indonesia Emas 2045”, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan di setiap tahapan kehidupan, termasuk agar lansia tetap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Namun, peningkatan jumlah lansia juga diiringi risiko menurunnya kapasitas fisik dan mental.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, stroke, kolesterol, dan diabetes menjadi keluhan paling umum pada kelompok lansia. Selain itu, penyakit menular seperti ISPA, pneumonia, hingga TBC juga masih mengintai.

“Permasalahan kesehatan lansia memerlukan waktu, tenaga, dan biaya besar. Karena itu, fokus kita adalah memperkuat upaya promotif dan preventif melalui kader posyandu,” tegas Diauddin.

Melalui orientasi ini, para kader diharapkan mampu mengenali tanda-tanda penurunan kesehatan pada lansia, memberikan edukasi hidup sehat, hingga menjadi garda terdepan dalam deteksi dini penyakit di masyarakat.

“Kami ingin memastikan lansia yang sehat tetap sehat, yang sakit bisa pulih, dan kondisinya tidak makin menurun. Semua ini akan terwujud jika ada kolaborasi lintas sektor dan kader yang tangguh,” tutupnya. (AOL)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved