Berita Banjarmasin

Kepincut Make Up dan Kostum Unik, Ulya Karimah Termotivasi Dirikan Komunitas Pantomim

Semenjak itu, guru SD di Banjarmasin ini semakin menekuni pantomim dan mengajak orang lain di antaranya anak-anak SD untuk bergabung.

Penulis: Mariana | Editor: Ratino Taufik
Banjarmasinpost.co.id
Pantomimer Banjarmasin, Ulya Karimah menceritakan awal mula dan kiprahnya di dunia pantomim 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Gerakan dan tampilan unik dari pertunjukkan pantomim menjadi awal mula perempuan muda Banjarmasin, Ulya Karimah tertarik dan hingga kini menjadi seorang pantomimer.

Tak hanya menjadi pantomimer, Ulya juga mendirikan wadah bagi peminta pantomim, yakni komunitas Pantomimer Jejak Budaya.

Diceritakannya, dulu ia sempat menekuni dunia tari semasa berseragam SMP, ketika di bangku SMA ia mendapat tugas untuk menonton pertunjukkan pantomim, kala itu Ulya langsung kepincut pantomim.

"Tapi waktu SMA tidak ada eskul pantomim, jadi pas kuliah di UIN Antasari baru bisa ikut pantomim, sekitar tahun 2017," urainya.

Semenjak itu, guru SD di Banjarmasin ini semakin menekuni pantomim dan mengajak orang lain di antaranya anak-anak SD untuk bergabung.

Baca juga: Diperas Rp50 Juta, Sopir Angkutan Kaget Dicegat 3 Oknum TNI Ngaku Polisi, Modus Tangkap Calon TKI

Filosofi nama Jejak Budaya yang dipilih Ulya, karena dirinya ingin eksis Atau meninggalkan jejak melalui pantomim, sementara budaya adalah asal usul dirinya yang dulu sempat mengikuti dunia seni tari yang bagian dari budaya Indonesia.

"Senangnya pantomim itu, selain berkesenian juga menginformasikan sesuatu dengan gaya sehingga lebih asyik untuk dipahami," kata Ulya.

Biasanya pertunjukkan pantomim digelar di sekolah-sekolah namun ada juga ajang tahunan.

Ia bersama anak didiknya baru sana mentas di acara HUT Banjarmasin 2025 di Taman Budaya.

"Dalam waktu dekat ada lomba pantomim di Taman Kamboja, tepatnya Jumat ini," ujarnya.

Untuk anak-anak muda, Alya berpesan agar tidak setengah-setengah dalam menjalankan minat atau hobi.

Apapun yang diinginkan selagi halal, baik, dan tidak merugikan orang lain maka hal tersebut bisa dilakukan dan terus dilanjutkan.

"Kalau kita mau hasik 100 persen, maka usaha kita harus 200 persen, mau hasil luar biasa, usahanya juga mesti luar biasa," pesannya. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved