UMKM KALSEL : Telur Asin Tabur En-Dhog, Inovasi Lokal Tanah Bumbu

BANJARMASINPOST.CO.ID, BATULICIN – Permasalahan klasik dalam industri telur asin adalah tingginya persentase telur yang pecah, yang bisa mencapai 20 persen per produksi di UMKM En-Dhog milik Mariam. 

Namun, bukannya menyerah, kegagalan ini justru melahirkan sebuah inovasi produk yang revolusioner, Telur Asin Tabur En-Dhog.

Pelaku UMKM En-Dhog Mariam, yang telah berjibaku selama lima tahun dalam proses riset dan pengembangan (R&D), akhirnya berhasil memproduksi bubuk telur asin kering yang menawarkan kepraktisan jauh melampaui produk utuh.

Secara garis besar, proses pembuatannya sederhana namun efektif, telur asin dihaluskan, disangrai hingga kering untuk menghilangkan kadar air, lalu diberi bumbu sesuai varian rasa, dan dikemas.

Daya tahan lebih lama, telur asin tabur mampu bertahan hingga 6 bulan, jauh melampaui telur asin utuh yang hanya 1 bulan.

Baca juga: BMKG Stamet Sampaikan Potensi Ancaman Banjir Rob di Pesisir Kalsel, Ini Jadwal dan Wilayah Terdampak

Kemudian praktis dan fleksibel, ini sangat mudah dibawa dan dapat diaplikasikan ke berbagai menu masakan, menghilangkan kekhawatiran telur pecah.

Produk yang kini hadir dalam tiga varian – Original, Daun Jeruk, dan Pedas – ini disambut antusias oleh konsumen di Kabupaten Tanah Bumbu. 

Inovasi ini telah berhasil menambah omzet UMKM hingga 20?n telah mendapatkan Sertifikat Halal, dengan pengajuan BPOM sedang berlangsung.

"Harapan terbesar kami, semoga produk ini bisa diterima konsumen, mendapatkan pasar yang lebih luas, dan yang paling penting, bisa menyerap tenaga kerja di lingkungan rumah produksi," ujar Owner En-Dhog Mariam.(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri Syahrin)